Kerap Kepergok Pulang Subuh, Pasangan Remaja Belia Ini Akhirnya Dinikahkan

  • Senin, 27 November 2017 - 22:24 WIB
  • Peristiwa
Andiri (mempelai prempuan) dan Arling (mempelai laki-laki)
Andiri (mempelai prempuan) dan Arling (mempelai laki-laki)

MANAberita.com – PERNAH mendengar ucapan pernikahan dini? Mungkin kalimat itu pantas disematkan oleh sepasang remaja ini. Bagaimana tidak, pasangan remaja yang baru menginjak usia 16 tahun ini sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Pernikahan di bawah umur itu terjadi di Lampa, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Pernikahan yang kabarnya terjadi pada hari Minggu (26/11/17) pagi tadi itu langsung menggegerkan media sosial.

Keduanya bernama Andiri (mempelai prempuan) dan Arling (mempelai laki-laki). Kedua pasangan ini dikabarkan masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Latar belakang dari pernikahan mereka adalah kerapnya sang orangtua mendapati mereka pulang saat subuh. Namun disamping alasan tersebut mereka juga mengaku saling mencintai hingga akhirnya memutuskan untuk menikah untuk mencegah kemudaratan.

Nikah muda karena sering kepergok pulang subuh

Mereka melangsungkan akad nikah dan resepsi pernikahan di rumah Andini menggunakan adat Mandar.

Baca Juga:
Tak Banyak yang Tahu! Habib Usman Sempat Ajukan Syarat ini Pada Kartika Putri Sebelum Menikah

Informasi dan gambar pernikahan di bawah umur ini diperoleh dari group WhatsApp Orang Sulbar (OS).

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sulbar, Andi Ritamariani, Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus pernikahan dini terbanyak di Indonesia.

Hal itu dia sampaikan saat menggelar konferensi pers di Aula Kantor BKKBN, Jl. Abd Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (18/10/17).

Baca Juga:
Hilang Sejak Puasa, Wanita Jakbar Ditemukan Tewas Terbunuh!

Andi mengaku persoalan tersebut menjadi masalah krusial di Sulbar. Andi Ritamariani menguraikan, hasil data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Sulbar menunjukan rata-rata usia kawin pertama berada pada usia 19,3 tahun dan hasil data SDKI 2012 menunjukan angka 19,1 tahun.

Andi menambahkan rendahnya usia kawin pertama perempuan di Sulbar berakibat pada tingginya angka kelahiran usia dibawah 20 tahun.

Ini di tunjukkan dengan data SDKI 2007 bahwa angka Age Specifik Fertilitas Rate (ASFR) umur 15-19 tahun sebanyak 80 kelahiran dan SDKI 2012 naik menjadi 103 kelahiran per 1000 wanita umur 15-19 tahun, atau 10 kelahiran per 100 wanita atau 1 kelahiran per 10 wanita umur 15-19 tahun. (Int)

Komentar

Terbaru