Tidak Ada Makanan Karena Gempa, Lapas Palu Kembalikan Narapidana ke Rumah Masing-Masing

  • Jum'at, 05 Oktober 2018 - 08:00 WIB
  • Peristiwa
Gempa Palu
Gempa Palu

MANAberita.com — LAPAS Klas II A Palu mengambil kebijakan khusus. Para narapidana diizinkan tinggal bersama keluarganya untuk sementara waktu. Lapas sedang kekurangan bahan makanan.

Lapas Palu terdiri atas tiga bagian dengan total warga binaan 674. Ketiga bagian dimaksud, yakni napi dewasa, anak, dan perempuan. Sebagian besar kabur saat gempa terjadi. Tersisa 102 napi.

Kepala Lapas Klas II A Palu Ady Yan Ricoh mengaku kekurangan bahan makanan untuk para napi. Makanya Lapas mengizinkan mereka tinggal di luar untuk sementara waktu.

“Sekarang keluar masuk, wajib lapor. Mereka datang melapor dan kembali ke keluarga. Di dalam juga tidak makanan. Di luar pun tidak ada bahan makanan,” ungkapnya, mengutip Rakyatku.

Ady Yan Ricoh juga sempat menceritakan detik-detik kaburnya para napi.

“Kejadiannya sekitar pukul 18:03. Semua napi saya kumpul di lapangan saya beri arahan untuk tenang. Saat itu kondisi masih sementara gempa. Saya tenangkan mereka,” ungkap Ady.

Baca Juga:
Tidak Muat Pakai Ambulans, Wanita Berbobot 350 Kg Terpaksa Dilarikan ke Rumah Sakit Gunakan Truk Damkar

Ady yang baru 24 hari menjabat sebagai kepala Lapas Kelas II A Palu mengatakan para napi saat itu panik. Bagaimana tidak, saat berusaha ditenangkan tiba-tiba lapangan terbelah.

“Saat dikumpulkan di lapangan keluar air panas menyembur di beberapa titik. Tanahnya ngebelah. Keluar air panas di beberapa titik bercampur tanah lupur dan pasir,” tambah mantan kepala Subdit Ditjen Pas tersebut.

Ady yang duduk sendiri dibawa gazebo dekat pos penjagaan Lapas melihat tanah lapangan goyang akibat gempa. Napi panik dan langsung lari dari lapangan tempat mereka dikumpulkan Ady.

Baca Juga:
Menolak Cinta Bos, Wanita Ini Langsung Disiram Air Keras dan Wajahnya Berubah Jadi Seperti Ini

“Tanah itu sempat agak goyang naik turun, naik turun. Di situ napi panik. Semua berlari ke belakang. Tembok blok satu dan dua sudah roboh. Tembok keliling sudah roboh. Jadi dia keluar langsung jalan,” tamba Ady yang baru membuka maskernya saat ditemui.

Saat para napi mengarah ke jalan sempat diingatkan untuk kembali. Namun karena jumlah petugas kurang, para napi tetap pergi. Beruntung, kata Edy, karena napi teroris yang pernah disel di blok satu telah dipindahkan sebelum musibah terjadi.

“Kami berusaha cegah tetapi mereka tetap keluar. Jumlah kita tak seimbang. Akhirnya mereka keluar semua. Petugas jaga hanya enam orang saat kejadian. Dibantu oleh petugas Satgas enam orang yang baru dua hari ditempatkan karena sehari sebelumnya lima napi teroris dipindahkan ke Nusakambangan,” tambahnya. (Zee)

Komentar

Terbaru