Guru SMP PGRI Wringinanom yang Dipersekusi Murid Justru Menolak Diumrahkan, Alasannya…

  • Selasa, 12 Februari 2019 - 12:02 WIB
  • Viral
Nur Kalim
Nur Kalim

MANAberita.com — KESABARAN Nur Kalim menghadapi AA (15) murid yang mengajaknya bertengkar karena menolak ditegur setelah ketahuan merokok berbuah manis.

Selain masalahnya dengan sang murid sudah selesai, Nur Kalim juga menuai banyak apresiasi masyarakat.

Salah satunya ia hendak diberi hadiah umroh gratis.

Apreasiasi itu antara lain datang dari Kepala Kepolisian Resor Gresik, Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro yang menyerahkan bingkisan untuk Kalim, usai upacara bendera Senin (11/02) di SMP PGRI Wringinanom.

Calon anggota legislatif dan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pun ada yang mendatangi rumahnya di Desa Pasinan, Kecamatan Wringinanom.

Tiga orang dari Partai Nasdem menyerahkan bingkisan tanda simpatik.

Sementara, calon anggota DPD, Ahmad Nawardi menyerahkan sepeda.

Kalim juga banjir tawaran diumrahkan baik dari pribadi maupun dari perusahaan. Ia pun jadi canggung, apalagi banyak yang mendatangi rumahnya.

Melansir Tribun Medan, ia pun sudah enggan diwawancarai dan tak ingin diekspos lagi.

“Maaf ya, maaf, sudah ya, saya tak ingin terkenal. Saya hanya mau fokus mengajar,” katanya.

Ia sedih karena AA belum masuk sekolah meskipun sudah damai. Bahkan AA belum mau ikut try out ujian nasional.

Ia berharap AA tetap mau belajar dan masuk sekolah seperti sebelum kasus videonya viral.

Baca Juga:
Waduh! Peracunan Siswi Di Iran Merupakan Kejahatan Yang Tak Termaafkan, Kata Pemimpin Tertingginya

Kepada tiga orang dari Partai Nasdem yang ke rumahnya, ia minta maaf.

“Saya tak bermaksud mengusir atau tak menyambut tamu. Hanya kasihan pada anak anak yang mau les di sini, kok ramai begini,” kata Kalim.

Saat banyak wartawan ke rumahnya pun ia sudah tak mau diwawancara lagi. Menurut, dia kasus dengan siswanya sudah beres dan berakhir damai.

Ia pun menolak untuk lebih ditonjolkan profilnya.

Ia tidak mengejar tenar, ia hanya ingin mengajar dan bisa mendorong AA kembali belajar dan mau sekolah.

Bahkan ia pun menyatakan menolak untuk mengisi acara talkshow di salah satu televisi di Jakarta.

Baca Juga:
Perempuan Pertama Lulusan Rohingya di India, ‘Mulai Terlihat’

Ia pun masuk rumah dan menutup pintu.

Sampai akirnya Ahmad Nawatdi pun yang hendak menyerahkan sepeda melakukan pendekatan khusus.

Setelah berbincang sesaat dalam rumah, Kalim dan Nawardi keluar teras.

Nawardi pun menyerahkan sepeda, ekspresi Kalim datar.

Usai penyerahan Kalim masuk rumah untuk persiapan memberikan bimbingan belajar. Pintu ditutup kembali.

Kalim tak ingin dianggap memanfaatkan peristiwa tak menyenangkan yang menimpanya.

Baca Juga:
8 Tipe Murid yang Selalu Diinget Guru, Jadi Kangen Masa Sekolah

Tawaran umrah dan tawaran kiriman uang pun ditolaknya.

Nawardi berharap, sosok guru seperti Nur Kalim bisa menjadi teladan bagi guru di Indonesia lainnya. Kalim mendidik dengan hati, ia menghadapi siswa dengan kasih sayang tanpa pamrih.

“Tadi beliau sempat menolak, tapi saya paksa menerimanya,” kata Nawatdi setelah berhasil membujuk Kalim menerima apresiasi darimya berupa sepeda.

Ia hanya ingin mengapresiasi jiwa besar, sikap penyabarnya menghadapi kenakalan anak bahkan mau berdamai padahal di tempat lain bisa lebih keras perseteruannya hingga proses hukum berlanjut.

Tetapi Kalim memilih tak memperpanjang masalah.

Jika sikap siswa tidak dihadapi dengan sabar bisa malah membuat semakin nakal berulah.

Baca Juga:
Kronologi Pelecehan Pada Baiq Nuril Oleh Kepala Sekolah Namun Justru Laporkan Oleh Pelaku

Cara Kalim juga menjadi contoh bagaimana pemimpin bersabar dalam menghadapi masalah.

Meskipun banyak simpatik, apresiasi dan empatik tak membuat Kalim mabuk sanjungan dan apresiasi.

Kasus yang menimpa Kalim harus membuka kesadaran bersama, siswa berulah belum tentu murni karena nakal.

Bisa jadi anak anak butuh lebih banyak perhatiam dari pemerintah dan lingkungan.

Jika ada kasus serupa harusnya tidak serta merta diberi hukuman fisik atau dijauhkan dari lingkungan dengan hukuman sosial.

Siswa juga hatus dirangkul, dibimbing agar potensi percaya diri tumbuh baik.

Baca Juga:
Penduduk Asli Amerika Menggugat Sekolah Karena Melarang Bulu Elang Suci Saat Wisuda

Orangtua juga harus memahami posisi guru.

Kalau anak yang nakal dicubit untuk mendidik hendaknya orang tua tidak langsung lapor sebagai tindak pidana.

Polisi juga harus lebih mengedepankan sisi hukum tidak langsung diproses.

“Kalau perlu mediasi dulu sampai damai. Penanganan di Gresik ini bisa jadi contoh pula, bagaimana polisi memfasilitasi mediasi agar guru dan siswa yang terlibat masalah damai,” papar Nawatdi.

Wahyu Sri Bintoro menyatakan pihaknya mengapresiasi Kalim karena jiwa besarnya dan kesabarannya menyikapi ulah tak terpuji siswanya.

Ketegasan sikapnya mengobrak siswa yang membolos dam mengingatkan agar tak merokok bentuk dari membentuk karakter siswa. (Ila)

Komentar

Terbaru