Usai di Selandia Baru, Kini Ratusan Umat Islam di Afrika Dibantai Secara Sadis

Ratusan muslim dibantai di Afrika
Ratusan muslim dibantai di Afrika

MANAberita.com — KABAR duka kembali menyelimuti umat Muslim sedunia. Pasca kejadian penembakan brutal di Christchurch, Selandia Baru, kini kejadian serupa juga terjadi di Ogossogou, Mali, Afrika Barat. Kejadian ini terjadi pada Sabtu, (23/03) lalu. Pembantaian ini memakan sekitar ratusan korban yang berprofesi sebagai petani dan penggembala.

Dilansir dari Malang Today melalui SindoNews, Senin (25/03), Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat setidaknya ada sekitar 134 petani dan penggembala Muslim yang dibantai di Ogossogou. Bahkan, disebukan bahwa beberapa wanita hamil juga turut dibunuh dan beberapa korban lain dibakar hidup-hidup.

Dilaporkan bahwa sekelompok pria bersenjata menyamar sebagai pemburu tradisional dan menyerang para penggembala. Korban di Ogossogou merupakan etnis Fulani yang juga tinggal di berbagai negara di Afrika Barat.

Melalui laporan video grafis, diperlihatkan keadaan warga setelah serangan mengerikan itu. Banyak korban terbakar di rumah mereka, tubuh anak-anak yang ditutupi selembar kain, dan berbagai pemandangan mengerikan lainnya.

Sementara itu, Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB, Francois Delattre mengecam penyerangan itu sebagai ‘serangan tak terkatakan’. Sekitar 55 orang terluka dan tengan menjalani perawatan. Kecaman serupa juga datang dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Ia menyerukan bahwa para pelaku harus dibawa ke pengadilan.

Baca Juga:
Sadis! Lantaran Lamarannya Ditolak, Pria Ini Nekat Bantai Sang Kekasih Dan Keluarganya

Pihal yang dinilai bertanggung jawa atas serangan brutal ini adalah kelompok milisi etnik Dogon. Tuduhan ini berdasarkan adanya anggota dari kelompok anti kekerasan Peuhl yang selama ini dinilai sebagai dua kelompok yang saling bertentangan. Ketegangan keduanya semakin menjadi-jadi saat Dogon menuduh Peuhl mendukung ekstremis Islam.

Sementara itu, ekstremis Dogon dinilai Peuhl sebagai pihak yang mendukung tentara Mali dalam membasmi ekstremisme di negara itu. Bahkan pada Desember lalu, Human Rights Watch mencatat ketegangan antara keduanya membuat pembunuhan milisi di Mali tengah dan utara makin di luar kendali. (Dil)

Komentar

Terbaru