Fakta Pembunuhan dan Mutilasi Guru yang Ditemukan Dalam Koper di Blitar

  • Kamis, 04 April 2019 - 13:36 WIB
  • Kriminal
Korban Budi

Korban Budi

MANAberita.com — KORBAN mutilasi, Budi Hartanto (27) yang mayatnya dibuang di dalam koper hitam di bawah Jembatan Desa Karang Gondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (03/04) membuat geger.

Penemuan mayat tanpa kepala ini membuat warga berdatangan ke lokasi penemuan mayat tersebut. Di titik penemuan telah dipasang garis polisi. Berikut adalah 11 fakta penemuan jenazah pria tanpa kepala di dalam koper hitam yang dikutip dari JatimNow.

  1. Mayat pria dalam koper ditemukan

Penemuan mayat di dalam koper di bawah Jembatan Desa Karang Gondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blitar Kota selain memeriksa beberapa saksi juga membawa jenazah pria ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk diautopsi.

  1. Polda Jatim terjunkan tim untuk mengungkap penemuan mayat

Menindak lanjuti penemuan jasad korban, Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, berkoordinasi dengan Subdit Jatanras Polda Jatim untuk membantu mengungkap pembunuhan itu.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Subdit Jatanras Polda Jatim. Sekarang sedang perjalanan ke sini,” kata AKP Heri.

Selain Subdit Jatanras Polda Jatim, tim dari Puslabfor Mabes Polri Cabang Surabaya juga ikut melakukan proses identifikasi dan autopsi terhadap Mr. X untuk mengetahui penyebab kematian pria tersebut.

  1. Jenazah korban ditemukan dalam posisi meringkuk di dalam tas koper

Mayat pria tanpa kepala yang ditemukan di dalam koper hitam diketahui dalam posisi meringkuk ke arah utara. Aparat desa yang mengecek ke lokasi penemuan melihat koper tersebut tidak tertutup rapat.

Kepala Desa Karanggondang, Edi Sucipto, mengatakan sempat melihat kaki dan kemaluan korban karena koper tidak tertutup.

“Tadi itu kelihatan kakinya dan kemaluannya, karena kopernya terbuka sedikit,” kata Edi.

  1. Mayat dalam koper di Blitar dilempar atau dibuang dari bantaran sungai

Tim gabungan dari Satreskrim Polres Blitar Kota dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim melakukan penyelidikan siapa yang melakukan pembuangan koper berisi mayat pria tersebut.

“Tidak ada satupun saksi yang mengetahui proses pembuangan mayat dalam koper itu,” terang Kasubdit Jatanras Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela.

Dari pantauan di lokasi, titik pembuangan mayat dari jalan raya berjarak sekitar 25 hingga 30 meter. Ada jalan setapak menuju bantaran sungai yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan motor. Sedangkan dari bantaran sungai ke titik pembuangan, berjarak sekitar 10 meter dengan kemiringan bantaran sekitar 60 derajat.

Dari kondisi TKP, dimungkinkan koper berisi mayat itu dilempar dari bantaran sungai itu. Apalagi saat ditemukan, pada koper itu terdapat bekas tanah di beberapa titik.

Baca Juga:
Ditahan, Pelaku Pembuangan Bayi Malah Hamil Lagi di Penjara
  1. Mayat pria dalam koper ditemukan tanpa kepala

Pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut memenggal kepala korban. Korban dimutilasi

“Tanpa kepala,” kata Petugas Kebersihan RSUD Mardi Waluyo, Sasongko Buntaran, sembari membuat gestur sayatan di leher.

Buntaran alias Wiro ini mengaku saat jenazah tiba di kamar jenazah, ia sempat diminta untuk membantu mengangkat koper tersebut. Disikut korban pria berkulit kuning bersih, juga terlihat luka.

“Seperti luka sayat,” katanya.

Kasubdit Jatanras Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela, membenarkan jika kepala korban belum ditemukan.

“Setahu saya belum ketemu,” ungkap Leonard.

Baca Juga:
Polisi Selidiki Dua Sejoli yang Diduga Mesum di Pelabuhan Makassar
  1. Identitas mayat pria dalam koper terungkap

Setelah melakukan identifikasi lanjutan di Kamar Mayat RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, polisi akhirnya berhasil mengungkap identitas mayat korban dalam koper.

“Korban berinisial BH, warga Mojoroto, Kota Kediri. Perlu dilakukan validasi terhadap mayat korban untuk memastikan identitas korban sebenarnya,” kata Kasubdit Jatanras Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela

  1. Mayat pria dalam koper di Blitar adalah guru dan penari asal Kediri

Budi merupakan warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Sehari-hari, dia merupakan penari sekaligus guru tari.

“Korban merupakan dancer dan selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik,” ujar Supadi paman korban.

Korban diketahui berkomunikasi dengan keluarga terakhir kali pada Selasa (2/3/2019) malam. Saat itu korban berpamitan untuk pergi latihan dancer bersama teman-temannya di kawasan Ruko GOR Jayabaya Kota Kediri.

Usai latihan, korban kemudian pamit ke temannya untuk membeli makan, tapi hingga pagi hari korban tidak juga kembali pulang.

Baca Juga:
Respons KSAL Yudo Soal Jadi Panglima TNI Gantikan Andika
  1. Pencarian kepala mayat terus dilakukan polisi hingga malam hari

Bagian kepala Budi masih belum ditemukan. Pencarian bahkan dilakukan hingga pukul 21.00 WIB di sekitar lokasi penemuan.

“Jadi kami temukan mayat tersebut tanpa kepala. Dan saat ini kami sedang dalam melakukan pencarian,” ungkap Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono.

Hingga pukul 21.00 WIB, petugas masih sibuk melakukan olah TKP lanjutan di lokasi penemuan mayat korban.

Diduga, pelaku memenggal kepala korban kemudian membuangnya secara terpisah dengan bagian tubuh korban untuk menghilangkan jejak.

  1. Kepala korban diketahui dipenggal secara sadis oleh pelaku

Polisi memastikan Budi Hartanto (27) dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya sebelum bagian tubuhnya yang lain dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di Blitar.

Korban ditemukan dengan posisi kepalanya hilang akibat diduga dipenggal oleh pelaku tepat di bagian pangkal leher.

Baca Juga:
Disindir Soal Anji, Jawaban Sheila Marcia Sungguh Tak Terduga!

“Ya, disayat dengan kasar (penggal) di bagian pangkal leher,” kata Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono.

  1. Korban dikenal baik dan bekerja di salah satu Sekolah Dasar Negeri

Di mata keluarga, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan suami istri Darmaji dan Hamidah ini dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah. Nasuka, paman korban jika Budi korban ikut bertanggungjawab dan membantu ekonomi keluarga.

“Anaknya baik, sopan, tanggung jawab. Dia itu memberi biaya adiknya sekolah, membantu orang tuanya,” ungkap Nasuka di rumah duka.

Selain berprofesi sebagai dancer atau penari, korban juga bekerja sebagai staf tata usaha di SDN Banjar Mlati 2. Korban juga mengajar untuk sebuah sanggar tari modern di Kota Kediri.

Kegigihan korban untuk membantu ekonomi keluarga juga terlihat saat dia membuka sebuah kafe di kawasan GOR Joyoboyo Kota Kediri. Uang dari hasil usahanya ini digunakan untuk membantu biaya pendidikan kedua adiknya.

“Orangnya memiliki tipikal pekerja keras,” sambungnya.

Baca Juga:
Ditinggalkan, Wanita Hamil di Tangerang Pergoki Pacarnya Terjaring Razia: Gue Hamil Lo Bawa Cewek Lain!

Salah satu teman korban, Pradistya mengatakan bahwa korban merupakan pribadi yang baik dan ramah. Kemampuannya dalam menari membuatnya mudah bergaul dengan banyak orang. Sewaktu masih bersekolah, korban dikenal tidak pernah berulah dan tidak mempunyai musuh.

“Anaknya lucu jadi tidak mungkin memiliki musuh,” katanya.

  1. Korban dimakamkan meski tanpa kepala

Jenazah Budi Hartanto tiba di rumah duka sekitar pukul 00.10 WIB, Kamis (4/4/2019). Tangis keluarga pun pecah. Jenazah yang sudah berada dalam peti, disemayamkan sebentar untuk disalati sebelum dimakamkan.

Lurah Tamanan, Yahya Budiono, mengatakan sesuai permintaan keluarga, jenazah Budi langsung dimakamkan saat itu juga di tempat pemakaman umum (TPU) setempat. Tragisnya, jenazah Budi dimakamkan tanpa kepala, karena hingga pemakaman, bagian kepala belum berhasil ditemukan.

Menurut Yahya, nantinya jika bagian kepala itu sudah ditemukan, akan disusulkan untuk dimakamkan di lokasi yang sama.

“Sebenarnya keluarga tidak terima. Tapi kalau terlalu lama kasihan jenazahnya, makanya langsung dimakamkan,” ungkapnya. (Dil)

Komentar

Terbaru