4 Fakta Tentang Pelecehan Seksual yang Jarang Disadari Orang Awam

Ilustrasi

Ilustrasi

MANAberita.com — PELECEHAN seksual merupakan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan mengacu pada perbuatan seksual. Bukan hanya menyentuh, bahkan menatap dengan penuh nafsu atau menampilkan bahan pornografi sudah dapat dikategorikan dalam tindakan ini. Apabila dibiarkan secara terus-menerus, pelecehan seksual ini beresiko besar untuk menjadi kekerasan seksual. Nah, ada beberapa fakta yang perlu diketahui tentang pelecehan seksual ini!

  1. Tidak mengenal usia

Pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia bisa dibilang tidak mengenal usia loh, guys. Walaupun berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2015 menunjukkan, dari 1.726 kasus pelecehan seksual yang terjadi, sekitar 58 persennya dialami anak-anak. Akan tetapi kita tetap bisa mengakses informasi di internet tentang begitu banyaknya kasus pelecehan yang juga menyerang kaum remaja bahkan dewasa.

  1. Tidak hanya perempuan, laki-laki juga!

Biasanya terjadinya pelecehan sosial ini diidentikkan dengan korban yang merupakan kaum perempuan. Karena memang sebagian besar masyarakat umumnya mengetahui kasus sexual harrasement yang terjadi pada perempuan. Tetapi ini tidak menutup kemungkinan jika laki-laki juga bisa menjadi korban loh. Di beberapa penelitian menyebutkan jika jumlah korban yang mengalami kekerasan seksual di usia anak-anak justru mayoritas adalah laki-laki.

  1. Tempat yang menjadi sasaran

Sudah menjadi rahasia umum tempat yang paling afdol untuk melancarkan aksi keji ini adalah di angkutan umum, utamanya kereta api. Keadaan banyak orang dan suasana yang ramai membuat pelaku bisa dengan santai mendapatkan korbannya tanpa adanya kecurigaan dari orang-orang sekitar.

Baca Juga:
Tak Perlu Balas Dendam! Penelitian Sebut Jika Lelaki Gemar Selingkuh Lebih Cepat Mati!
  1. Korban biasanya terdiam

Dari sekian banyak kasus pelecehan seksual yang ada di negeri ini, sangat disayangkan masih sedikit orang yang melaporkannya. Ketika terjadi pelecehan, korban cenderung untuk diam atau berusaha menghindar sebisa mungkin. Dan setelah kejadian pun, waktu kembali berjalan seolah tidak terjadi apa-apa dan hanya menjadi pengalaman pahit korban. Sebenarnya, di sini sangat diperlukan keberanian kalian. Apabila kalian tidak bisa memperoleh bukti untuk melaporkannya kepada pihak berwenang, kalian bisa menginformasikan pengalaman kalian untuk meningkatkan self-awareness masyarakat di sekitar kita! (Dil)

(Sumber: Popbela)

Komentar

Terbaru