Ditelantarkan Oleh 4 Anaknya, Kakek 98 Tahun di Ngawi ini Sudah 9 Bulan Tidak Mandi

  • Senin, 16 September 2019 - 21:03 WIB
  • Viral
Mbah Kasbi

 

Mbah Kasbi

MANAberita.com — VIRAL tentang seorang kakek tua yang lumpuh dan hidup sendirian di rumahnya di Jalan Trunojoyo Gang Mayang 1 Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Kakek bernama Kasbi berusia 98 tahun tersebut terbaring dalam sebuah kamar yang hanya dibatasi lemari kayu kusam.

Rumahnya reyot dan bocor di beberapa bagian.

Dilansir dari TribunStyle, Mbah Kasbi mengatakan badannya sulit digerakkan sejak sembilan bulan terakhir.

Tulang punggungnya terasa sakit untuk duduk. Sementara kakinya kaku apabila digunakan berjalan.

Dirinya pernah tiga kali terjatuh saat berusaha berjalan ke belakang rumah untuk buang air.

Selama berjam-jam mbah Kasbi hanya terlentang di lantai menunggu pertolongan dari tetangga yang lewat.

Hingga kemudian saat itu beruntung putra keduanya datang dan menolong. Terkadang saat jatuh kepalanya terbentur tiang rumah.

“Mau jalan pelan-pelan tapi jatuh di depan lemari. Ya hanya tergeletak diam di lantai enggak pakai apa-apa”

“Sudah tiga kali saya jatuh sampai kepala saya terbentur tiang rumah. Biasanya kalau begitu teriak minta tolong kalau ada bunyi kendaraan lewat,“ katanya.

Ketika ingin buang air mbah Kasbi hanya bergeser di samping ranjangnya.

“Saya tinggal sendiri, kalau mau buang air besar atau kecil ya cuma bisa geser saja di samping ranjang,” ujar Mbah Kasbi.

Baca Juga:
Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh di Perairan Karawang, Suami Artis Saksikan Detik-Detik ‘Calon Korban’ Boarding

Mbah Kasbi mengatakan sudah sembilan bulan tak mandi lantaran tidak bisa beranjak dari kasur.

“Saya pengennya itu mandi. Sudah sembilan bulan sama sekali tidak tersentuh air. Tapi mau bagaimana, keadaan saya begini,” ucap Mbah Kasbi.

Ada ember dan baskom berbau tak sedap yang diletakkan di bawah ranjang yang biasa beliau gunakan.

Mbah Kasbi memiliki 4 orang anak, 3 di antaranya berada di luar kota. Sementara anak keduanya tinggal dengan anak dan istri di desa lain.

Meski hanya berbeda desa, Mbah Kasbi tidak tahu dimana alamat anaknya tersebut tinggal.

Baca Juga:
Diduga Ada ‘Dendam’ Pribadi, Mahasiswa ini Abaikan Rektor Saat Wisuda

Anak keduanya setiap hari pukul 09.00 WIB datang mengantar sebungkus makanan yang diletakkan di atas kasur di samping Mbah Kasbi.

Namun setelah itu lantas pergi dan mbah Kasbi kembali sendirian. Dulu anak keduanya tinggal dengan Mbah Kasbi.

Namun semenjak ayahnya mulai sakit-sakitan mereka memilih tinggal di rumah yang berbeda dan meninggalkan ayahnya hidup sendirian.

“Saya sendiri tidak tahu mengapa mereka tidak mau tinggal dengan saya,” katanya Mbah Kasbi pasrah.

Sementara itu, anak pertama Mbah Kasbi tinggal di Tulungagung, ketiga di Banten dan terakhir di Tangerang.

Baca Juga:
Warga Bersyukur Pulau Umang Dihantam Tsunami Sebelum Pesta Malam Tahun Baru, Ternyata Penyebabnya…

Tinggal sendirian dan hanya dapat berbaring di kasur, Mbah Kasbi merasa sedih setiap kali malam tiba. Harapan Mbah Kasbi hanya ingin berkumpul dengan anak-anaknya.

“Nelangsanya kalau malam, sudah sepi. Harapan saya semoga bisa berkumpul dengan anak anak saya,” ujar Mbah Kasbi.

Usia renta, sakit dan hidup sendirian membuat para tetangga Mbah Kasbi iba.

Beberapa dari mereka terkadang memberi makanan dan membantu membersihkan rumah yang sudah teramat kotor.

Namun niat baik itu dipandang berbeda oleh anak keduanya yang menilai tetangga tersebut terlalu ingin ikut campur dengan urusan keluarganya.

Baca Juga:
Diduga Kena Sindrom Baby Blues, Ibu di Cilacap Ajak Bayi 4 Bulan Bunuh Diri

“Kita kan kasihan sama Mbah Kasbi. Kadang kasih makan, kadang kita bantu bersihkan rumahnya”

“Tapi anaknya marah dan bilang jangan terlalu kepo ngurusin rumah tangga orang,” ujar tetangga Kasbi yang enggan menyebutkan namanya.

Sehingga membuat para tetangga itu tak lagi berani membantu banyak.

“Jadi sekarang kami tidak berani lagi nyapu kasih bersih. Kalau ngasih makan masih kita lakukan,” lanjut tetangga tersebut.

Sebelum terbaring sakit, Mbah Kasbi bekerja sebagai penabuh gamelan dan penarik becak. (Ila)

Komentar

Terbaru