Manaberita.com -Tarian Maumere kembali viral di berbagai hajatan masyarakat, termasuk di kota Palembang. Lagu dan gerakan khas yang penuh semangat ini kerap mengisi momen hiburan di pesta pernikahan, ulang tahun, hingga senam massal. Tak jarang, tamu undangan ikut larut berjoget, menciptakan suasana meriah yang penuh keakraban.
Namun, di balik popularitasnya, banyak yang belum mengetahui bahwa tarian ini berasal dari Maumere, sebuah kota kecil di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini sejatinya merupakan bentuk ekspresi budaya masyarakat lokal yang kemudian diadaptasi menjadi tarian modern dengan irama lagu Gemu Fa Mi Re, yang pertama kali dikenal luas sejak 2012.
Lagu tersebut dipopulerkan oleh penyanyi Nyong Franco dan berhasil menarik perhatian nasional, terutama setelah digunakan dalam berbagai kegiatan senam kebugaran oleh instansi pemerintah dan TNI. Sejak saat itu, gerakan “Maumere” mulai menjadi tren nasional, bahkan mendunia lewat media sosial.
Kini, meski telah menjadi hiburan populer lintas daerah, penting untuk tetap mengingat dan menghargai akar budaya dari tarian ini. Seperti yang disampaikan oleh pemerhati budaya lokal, “Tarian Maumere bukan sekadar joget massal, tapi juga simbol keceriaan dan persatuan khas Indonesia Timur.”
Popularitas Tarian Maumere di hajatan-hajatan Palembang adalah bukti kuat bahwa budaya nusantara bisa menyatukan, melintasi batas wilayah dan latar belakang. Dari Maumere ke Palembang, semangat persaudaraan tetap mengalir lewat irama dan gerakan. (net/aa)