MANAberita.com — JIKA ada yang mengatakan bahwa posesif hanya berujung petaka, tapi tidak bagiku. Aku wanita yang posesif, lantas apa masalahmu?
Pagi hari, kamu yang pertama kali kukirimi pesan. Hanya ingin membuatmu tersenyum kecil dengan sapaan pagiku yang terkadang sedikit berlebihan.
Aku ingin tahu segala tentang kamu dalam 24 jam! Egois? aku tidak peduli! Kamu memilihku dengan tujuan saling melengkapi dan memiliki. Lalu, apa gunanya aku jika tidak mengetahui apa saja aktifitasmu sehari-hari. Aku ingin menjadi orang yang pertama kali mendengarkan keluh kesahmu, tidak peduli seberapa lelahnya, aku ingin memperkecil ruang wanita lain masuk dan menghancurkan hubungan ini.
Kesehatanmu adalah nomor satu! Meskipun kamu terkadang muak membaca pesanku yang mengingatkanmu untuk sekedar makan siang dan menjaga kesehatan, percayalah jika aku hanya ingin kamu dalam keadaan baik-baik saja. Jika kamu sakit, siapa yang kerepotan mendoakanmu dalam tangisan agar pujaan hatiku lekas sembuh?
Aku membatasi duniamu dengan wanita lain! Aku keras kepala? Tentu saja! Kamu itu priaku, pemilik hatiku, yang kuharapkan menjadi masa depanku. Lalu, bagaimana aku bisa dengan santainya melihatmu bercengkrama dengan wanita lain? Terlebih, saat ini ada wanita yang tidak tahu diri yang terang-terangan mengganggu kekasih orang lain!
Ada yang mengatakan padaku jika jangan terlalu mengekangmu, terlebih membatasimu bersosialisasi dengan sekitarmu. Peduli apakah mereka? Dia priaku! Jika dia mendua, selalu aku yang disalahkan oleh berbagai pihak dengan alasan tidak bisa menjaga dan menyenangkan hatinya!
Pria akan pergi jika kamu mengekangnya. Harus kuakui jika aku sedikit setuju, namun jika terlalu dibebaskan, mereka juga akan melangkah pergi. Berhenti berkomentar, aku tahu tentang yang terbaik untukku.
Dan, jika priaku merasa lelah dengan sikap posesif ini, aku tidak mempermasalahkannya. Dia bisa memilih untuk meninggalkanku. Tapi, aku yakin suatu saat ia akan merindukanku. Karena, tidak ada wanita seperti aku yang benar-benar mencintainya. (Dil)