Nenek Asal Bogor Hamil di Usia 78 Tahun, Ternyata Ini Penjelasannya di Dunia Medis

  • Senin, 11 Juni 2018 - 22:19 WIB
  • Viral
Nenek Manih hamil
Nenek Manih hamil

MANAberita.com — SEORANG nenek asal Bogor bernama Manih (78) yang menikah dengan brondong bernama Ade (28) kembali mengejutkan dunia. Pasalnya, 11 bulan pasca pernikahan mereka, nenek Manih dinyatakan hamil.

Meskipun banyak yang tidak percaya, usia kandungan nenek Manih sendiri sudah menginjak bulan ke tujuh. Tentunya pasangan ini sangat bahagia, terlebih wanita yang sudah 2 kali menikah itu sama sekali belum memiliki anak.

Hamil di usia tua membuat banyak orang kebingungan. Hal ini mengingat di saat berusia 50 tahun, wanita akan mengalami menopause sehingga tidak bisa lagi memiliki anak.

Rupanya, ada penjelasan dibalik kejadian ini, berikut ulasannya.

Sejumlah peneliti di Amerika mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk hamil dan punya bayi di atas usia 40 tahun, masih sangat mungkin.

Ungkapan itu disampaikan Dr Jamie Grifo, direktur program New York University Medical Center, Dr Grifo sudah membantu banyak perempuan yang mengandung di usia 40-an, bahkan ada yang 50 tahun.

Ia bahkan juga pernah menangani perempuan 46 tahun yang hamil berkat program pembekuan sel telur yang dia lakukan sewaktu usia 42 tahun.

Fertilitas atau masa subur menurun setelah usia 35 tahun. Di usia 40 tahun, kehamilan tanpa bantuan teknologi hanya berkisar 10 persen, setelah 45 turun di angka 1 persen.
Namun perkembangan teknologi makin pesat dan membuat kemungkinannya jadi lebih meningkat.

Baca Juga:
Fela, Gadis Asal Indonesia yang ‘Dibeli’ 19 Miliar Oleh Politisi Jepang, Uangnya Dipakai Buat ini

Angka kelahiran di New York berkisar antara 28 persen setelah usia 40, 18 persen di usia 42, dan menurut Dr Grifo kurang dari dua persen ketika berusia di atas 44 tahun.
Menurut American Society of Reproductive Medicine, pembekuan sel telur dianggap sebagai hal yang standar, tak lagi sekadar bersifat ekperimental.

Kesuburan beranjak dari di usia berapa sel itu dibekukan, bukan di saat usia hamil.
Misalkan pembekuan dilakukan saat usia 35, dan kemudian hamil di usia 45 tahun, maka sebenarnya kesempatan untuk hamil adalah sama dengan saat melakukan donor.
Kemungkinannya mencapai 50 persen.
Meski tidak ada jaminannya, teknologi yang pesat seperti disampaikan para ahli dengan metode pembekuan sel telur memberi kesempatan pada mereka yang meski sudah berusia di atas 40 tahun bisa hamil dan melahirkan lagi.

Bagaimana jika sekarang sudah berusia di atas 40 tahun, tapi belum pernah membekukan sel telur?
Berdasarkan studi yang dilaporkan oleh The New England Journal of Medicine, donor sel telur yang diberikan pada perempuan di usia 40 kesempatan untuk memiliki bayi sama dengan saat dia berusia 20 tahun.

Bagaimana pun, mesti disadari juga resiko yang mungkin terjadi.
Sejumlah ahli menganjurkan, agar kaum perempuan tetap membekali diri dengan pengetahuan yang banyak, dan mengikuti saran dokter misalnya diet dan menghindari stres.

Baca Juga:
Ieuuhh! Wanita ini Pakai Rambut Kemaluan Untuk Implan Bulu Mata

Dr Grifo menganjurkan agar perempuan benar-benar punya rencana yang matang jika memang ingin hamil.
Apalagi menjadi ibu di usia yang tak lagi muda tetap saja memiliki sisi positif dan negatif.

Sisi negatifnya terutama faktor fisik yang berpengaruh pada kualitas organ-organ reproduksi sebagai tempat tinggal janin selama 9 bulan.

Saat janin perempuan berusia 20 minggu di kandungan, sistem reproduksinya sudah terbentuk sempurna, lengkap dengan sel telur yang akan dimilikinya seumur hidup.

Jumlah sel telur itu sekitar 6-7 juta.
Ketika seorang wanita berusia 30 tahun, ia sudah kehilangan 90 persen dari sel telurnya itu, dan di usia 40 tahun hanya sekitar 3 persen yang tersisa.

Baca Juga:
Tembus Hujan Demi Datangi Toko Baju Perempuan, Alasan Anak Laki-Laki ini Bikin Nangis

Mayoritas wanita tidak bisa lagi hamil secara alami di usia pertengahan 40. Walau begitu, meski sel telur memiliki masa kedalursa tapi tidak demikian dengan rahim atau tempat sel telur yang dibuahi menempel dan tumbuh menjadi janin.

“Dengan kata lain, rahim bisa tetap berfungsi sampai seorang wanita meninggal,” kata Dr David Adamson, pakar fertilitas dari California, seperti dikutip Medical Daily.

Meski pun secara biologi mungkin tak ada hambatan untuk menjalani kehamilan sampai seorang wanita menopause, tapi risiko komplikasi kehamilan dan persalinan akan meningkat tajam seiring bertambahnya usia.

Secara umum, setiap wanita yang hamil di usia 35 tahun dianggap sebagai ibu yang tua dan kehamilannya masuk dalam risiko tinggi.
Selain beresiko mengalami diabetes kehamilan, calon ibu juga rentan darah tinggi, mengalami persalinan prematur, memiliki bayi dengan berat badan rendah, membutuhkan operasi caesar, beresiko besar keguguran, serta memiliki bayi dengan cacat kromosom. (Dil)

Komentar

Terbaru