Sebelum Tembaki Puluhan Umat Muslim, Brenton Tarrant Pernah Dibully Satu Desa Karena ini

Brenton Tarrant
Brenton Tarrant

MANAberita.com — PERISTIWA penyerangan teroris di masjid kota Christchurch, Selandia Baru, menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat dunia.

Insiden penembakan massal yang terjadi pada Jumat (15/03) kemarin, menggemparkan publik, termasuk rakyat Indonesia.

Bagaimana tidak, penembakan keji itu terjadi di saat para korban tengah melaksanakan ibadah salat jumat.

Terlebih lagi, serangan teroris ini terjadi di dua masjid sekaligus, yakni Masjid Al Noor dan Masjid Linwood.

Tak sampai disitu, kejadian mengerikan ini disebarkan di media sosial Facebook secara livestreaming oleh sang pelaku, Brenton Tarrant (28).

Peristiwa penembakan ini membuat 50 orang meninggal dunia. dan 12 orang korban dirawat karena berada dalam kondisi kritis.

Dikutip dari Daily Mail, pelaku penembakan Brenton Tarrant, awalnya hanyalah seorang bocah kampung biasa.

Baca Juga:
Asyik Merekam, Wanita ini Justru Diterkam Buaya

Ia tumbuh di sebuah desa kecil bernama Grafton, yang berlokasi di negara bagian New South Wales, Australia.

Seseorang teman sekolah pelaku penembakan, Daniel Tuite, mengaku tak menyangka jika Brenton Tarrant tega membunuh puluhan orang tak berdosa.

Ia pun heran akan tindakan Brenton Tarrant yang seperti memusuhi umat muslim di Selandia Baru.

Padahal menurut Daniel, Brenton tak pernah sekalipun bertemu dengan orang muslim di desanya.

Sebagai teman, Daniel tahu seluk beluk perilaku Brenton Tarrant saat masih duduk di bangku sekolah.

Baca Juga:
Fakta Mengenai Nagini, Ular di Film Harry Potter yang Terinspirasi dari Indonesia

Daniel berkata jika pelaku penembakan memang suka menyendiri sejak dari kecil.

Brenton Tarrant dikenal sebagai pribadi yang lebih memilih memendam masalahnya sendiri, dan tak menceritakannya ke orang lain.

Termasuk saat Brenton Tarrant di-bully oleh anak-anak seumurannya, tepatnya pada tahun 2005.

Melansir Grid, berdasarkan pengakuan Daniel, Brenton Tarrant dulu merupakan bocah gendut yang menjadi anggota tim rugby desanya.

Bukannya jadi pemain tetap, Brenton kecil malah menjadi bahan bully-an teman-temannya karena memiliki tubuh yang gendut.

Baca Juga:
Dokter ini ‘Hamili’ 50 Pasien Wanitanya dan Punya 48 Anak! Begini Kisahnya

“(Desa) Grafton bisa menjadi tempat yang kejam. Jika kamu memiliki tubuh gendut, orang-orang akan menilaimu sebagai orang yang tak berguna, dan kamu akan jadi sasaran bully,” ungkap Daniel.

Walau menjadi bulan-bulanan orang karena bertubuh gendut, Brenton tetap tak mau bercerita kepada orang lain.

“Mungkin karena itu dia (Brenton) lebih memilih menyendiri,” tambah Daniel Tuite.

Tak ada yang tahu, bocah gendut yang dulu menjadi bahan bully-an, malah menjadi teroris keji yang tega membunuh 50 orang tak berdosa.

Tak cuma temannya saja yang terkejut akan kejahatan yang dibuat Brenton, namun juga pihak keluarga.

Baca Juga:
Penembakan Massal di Thailand, Pelaku Ditemukan Bunuh Diri

Sepupu pelaku, yang masih memiliki hubungan darah, bahkan ikut mengutuk perbuatan keji Brenton.

Donna Cox, sepupu pelaku yang mengutuk keras aksi Brenton Tarrant, dan meminta pihak berwajib untuk menghukum mati Brenton Tarrant.

Sepupu pelaku yang bernama Donna Cox ini, sampai menganggap Brenton Tarrant sebagia orang yang mentalnya sudah sangat sakit.

Walau masih bekeluarga dengan pelaku, Donna Cox meminta agar pihak berwajib memberikan hukuman mati untuk sepupunya itu.

“Aku tahu yang pantas untuknya. Dia pantas mendapatkan hukuman mati untuk apa yang telah ia lakukan. Rasanya sakit saat mengingat bahwa dia (pelaku) merupakan keluargaku,” ucap Donna Cox. (Ila)

Komentar

Terbaru