Cinta Rasulullah SAW Pada Istri

  • Jum'at, 04 Oktober 2019 - 10:56 WIB
  • Religius

ilustrasi

MANAberita.com – RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah ra dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira”? Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah”! Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini”. Tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu”? Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia”! Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu”?

Baca Juga:
Inilah Fadhilah puasa Tasu’a dan Asyura

– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap lembut dan santun kepada istri.

– Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.

Referensi:

Baca Juga:
Ingat! Ini 6 Cara Setan Menggoda Manusia

Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang”.

Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah”? “Tidak, ya Umar Alhamdulillah, aku sihat dan segar.”! Jawab Rasulullah. “Ya Rasulullah mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergeselan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit”! desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat untuk menahan rasa lapar baginda. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda. “Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan kami tidak akan mendapatkannya buat tuan”? Lalu baginda menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak”!  (Sam)

Komentar

Terbaru