Manaberita.com – DI RS Stella Maris ditemukan adanya indikasi praktek pencucian air PDAM. Hal tersebut dibenarkan lanhsung oleh pihak PDAM kota Makassar. Seperti yang dilansir dari Rakyatku.com
“Memang petugas kami menemukan adanya Ilegal Connection di lokasi dimaksud dan sudah diadakan pekerjaan penutupan sementara,” kata Idris Tahir Kabag Humas PDAM Makassar, Selasa 25/1/2022.
Idris mengatakan dari hasil pemeriksaan anggota PDAM di RS Stella Maris, ditemukan sambungan langsung tanpa menggunakan meteran.
“Ditemukan meteran air tidak terpasang dan disambung langsung dengan pipa lain tanpa menggunakan meteran sekitar sebulan,” tambahnya.
“Kalau indikasinya seperti itu menurut petugas kami,” jawab Idris saat ditanya informasi pencurian air sudah bertahun-tahun.
Ia mengatakan, persoalan pelanggaran penggunaan air PDAM oleh pelanggan pihaknya terlebih dahulu melakukan upaya mediasi. Namun jika upaya mediasi menemui jalan buntu maka selanjutnya akan ditempuh jalur hukum.
“Sudah diadakan pertemuan dengan Manajemennya dan mereka sudah bersedia menyelesaikan kewajiban atas kegiatan ilegal tersebut. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasamanya dan kooperatif. Jika memang kooperatif tetap diberikan ruang untuk itu. Beda halnya jika tidak kooperatif maka pasti akan kami lanjutkan sesuai ketentuan Hukum yang berlaku,” beber Idris.
Idris tidak mengetahui persis berapa jumlah yang harus dibayar oleh pihak RS Stella Maris akibat penemuan tersebut. Namun ia mengatakan jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.
“Kalau jumlah pastinya saya belum dapat rincian tapi katanya sudah diserahkan ke Manajemennya. Kalau perkiraan sekitar puluhan juta,” sebut Idris.
Sementara itu, Direktur RS Stella Maris, dr Luisa Nuhuhita membantah telah terjadi pencurian air PDAM di RS Stella Maris.
“Tidak seperti itu,” jawab dr Luisa saat ditanya dugaan pencucian air PDAM di RS Stella Maris.
Ia mengatakan, sempat ada perbaikan di area rumah sakit. Dimana pada saat itu ada pompa air yang hilang.
“Begini kronologisnya. Kami juga kehilangan kompa air. Kami ada renovasi di depan rumah sakit, jadi kayaknya ada orang masuk dan curi pompa itu. Pada saat air di daerah CSSD tidak ngalir, petugas kami cek kenapa air tidak nyala. Mereka cek di situ ternyata hilang pompa. Lalu mereka beli pompa baru, tapi tidak ada orang sadar bahwa itu meteran itu hilang,” jelasnya.
Meteran air selanjutnya baru diketahui tidak ada setelah petugas dari PDAM datang.
“Nanti tanggal 21 Januari PDAM itu datang ke kami. Bersama anggota kami periksa meteran untuk bayar. Meteran itu hilang. Lalu saya bilang lapor di PDAM. Solusinya apa. Pergilah lapor, solusinya adalah kami harus membayar sebesar sekian puluh juta. Angkanya untuk kami besar. Bukan berarti besarnya itu yang kami tolak. Saya bilang selama ini kami bayar no rekening PDAM,” bebernya.
“Kami dikasi kwitansi yang tidak ada tanda tangan, lalu itu adalah prinan perumahan Kodam 4 gitu. Lalu saya bilang ini kan bukan kita punya dan ini tidak ada tanda tangan PDAM nya. Kami kan institusi. Setiap transaksi harus Bank kalau hubungan dengan pemerintah,” urainya.
Meski menganggap penggunaan air yang hanya digunakan di CSSD tidak senilai puluhan juta rupiah namun pihaknya pun tetap beritikad baik untuk membayar. Hanya saja pihak RS Stella Maris menginginkan dilakukan dengan melalui prosedur resmi.
“Kami meskipun dia bilang 55 juta kami akan bayar karena kadang-kadang sanksi itu berat. Tapi yang kami minta itu rekening bank dan stempelnya dan mereka bersurat resmi,” katanya.
[rik]