MANAberita.com – KOORDINATOR Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan Pulau Bali secara tektonik diapit oleh dua sumber gempa potensial. Sumber gempa tersebut menurutnya dapat menyebabkan gempa kuat dan memicu tsunami.
Pernyataan tersebut Daryono sampaikan pada kegiatan Sekolah Lapang Gempa di Harris Hotel Kuta Tuban, Badung, Bali, Selasa (23/3).
“Wilayah selatan Bali berhadapan dengan sumber gempa tumbukan lempeng yang populer dikenal sebagai zona megathrust yang mampu memicu gempa dengan skenario terburuk mencapai magnitudo 8,5,” kata Daryono, Sabtu (26/3).
Sementara di sebelah utara, ada Flores Thrust yang merupakan sesar aktif yang jadi sumber gempa.
“Jalurnya memanjang dari utara Flores hingga Bali dan mampu memicu gempa dengan skenario terburuk mencapai magnitudo 7,5,” imbuhnya.
Melansir CNN Indonesia, dalam catatan sejarah, wilayah Bali pernah dilanda gempa kuat dan merusak sebanyak 11 kali dan terjadi tsunami sebanyak enam kali.
Dalam keterangan tertulis yang sama disebutkan bahwa untuk wilayah selatan Bali, tsunami pernah terjadi tiga kali yaitu saat terjadi gempa dahsyat ‘Gejer Bali’ pada 21 Januari 1917, saat terjadi gempa Sumba magnitudo 8,3 pada 19 Agustus 1977, dan ketika terjadi gempa Banyuwangi magnitudo 7,8 pada 2 Juni 1994.
Sebelumnya, BMKG bersama Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menggelar simulasi dalam menghadapi gempa dan tsunami jelang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20).
Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian upaya penguatan mitigasi gempa dan tsunami Kawasan Infrastruktur Kritis di wilayah Bali ini digelar pada Kamis (24/3).
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengungkapkan bahwa salah satu tujuan pelaksanaan simulasi gempa dan tsunami ialah untuk memastikan kesiapan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dalam menyambut dua perhelatan akbar yang akan digelar di Bali yaitu Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ketujuh pada Mei 2022 dan KTT G20 pada Oktober 2022.
“BMKG dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali berupaya semaksimal mungkin memastikan kesiapan Bandara Bali dalam mengantisipasi dan memitigasi gempa dan tsunami,” kata Cahyo.
(sas)