Manaberita.com – SEORANG warga Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Tamrin (85) meninggal dunia di pengungsian, pada Jumat (17/2) malam.
Ia dievakuasi lantaran rumahnya terendam luapan Kali Jenes yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.
Ahmad Khoironi, Camat Pasar Kliwon menyebutkan Tamrin meninggal dunia lanataran usianya yang sudah lanjut.
“Usianya memang sudah 85 tahun. Meninggalnya bukan karena kebanjiran,” katanya, Sabtu (18/2).
Saat ini Tamrin dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Danyung, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Ahmad mengatakan jika air yang menggenangi kawasan Pasar Kliwon mulai surut sejak kemarin sore. Pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing.
“Pak Tamrin ini sore sudah meninggal, jadi belum sempat pulang ke rumah,” katanya.
Dilansir dari CNN Indonesia, Lurah Kedung Lumbu, Enny Susilowati mengatakan pos pengungsian yang ditempati warganya tak mengalami kekurangan logistik. Tamrin bahkan sempat mendapatkan pemeriksaan dari tenaga kesehatan.
“PMI sudah datang untuk memeriksa kesehatan pengungsi. Bapak memang saat itu gerah,” kata Enny.
Dari kelurahan Kedung Lumbu sendiri tercatat ada sekitar 400 orang pengungsi. Mereka dievakuasi ke Pendapa Kelurahan, gereja, masjid, dan Lodjiwetan. Tamrin sendiri mengungsi di Pendapa Kelurahan.
“Di pendapa Kelurahan ada sekitar 100 orang, di gereja hampir 100 orang, lalu ada yang ke Lodjiwetan sekitar 90, dan Masjid ada 75 orang,” katanya.
Berdasarkan data Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (18/2) pagi, banjir ini berdampak terhadap 21.864 orang.
Sebanyak 4.440 warga harus mengungsi di 12 titik yang tersebar di Joyotakan, Gendekan, Semanggi, Pucang Sawit, Kedunglumbu, Sudiro Prajan dan Pasar Kliwon.
(Rik)