MANAberita.com – KETUA Umum PSSI Erick Thohir menegaskan jika renovasi Jakarta International Stadium (JIS) dilakukan guna memenuhi standar FIFA. Erick juga meminta tak ada polemic yang terjadi terkait renovasi stadion.
“Bahwa nomor satu standar FIFA, itu yang menentukan FIFA. Bukan PSSI, bukan siapa pun yang di sini. Kita hanya memperbaiki, meningkatkan semua yang bisa sesuai dengan standar FIFA. Karena itu, ini merupakan bagian dari yang dilakukan pemerintah, khususnya Menteri PUPR, sesuai dengan tentu tugas dari Bapak Presiden,” ujar Erick saat ditemui di JIS, Selasa (4/7/2023).
“Waktu itu, ketika kita memaparkan ke FIFA blue print transformasi sepakbola, termasuk renovasi 22 stadion. Yang memang juga akan dipergunakan untuk Timnas Indonesia Liga 1 Liga 2, ini yang kita dorong,” imbuhnya.
Mengutip laman Detikcom, Erick berharap renovasi JIS dan 21 stadion lainnya segera rampung dan bisa memenuhi standar internasional. Dia juga menambahkan jika 22 stadion yang direnovasi tersebut merupakan usulan pemerintah ke FIFA untuk Piala Dunia U-17.
“Yang kedua tadi, kita di sini ingin menyelesaikan supaya aset-aset nasional, stadion-stadion yang 22 jumlahnya yang akan direnov senilai Rp 1,9 triliun itu memang sudah standar yang dimaui internasional atau FIFA. Inilah 22 stadion kita lakukan (renovasi), dan alhamdulillah hari ini mudah-mudahan ada solusi supaya JIS jadi salah satu, stadion yang diusulkan ke FIFA untuk kejuaraan dunia U-17,” ucapnya.
Erick meminta renovasi stadion tidak dijadikan polemik. Dia mengatakan pemerintah dan PSSI tidak mengharapkan adanya polemik terkait renovasi stadion ini.
“Dan ini yang saya rasa, mungkin polemik yang belakangan terjadi itu bukan polemik yang kita harapkan. Tetapi kita hadir ke sini sama-sama untuk membangun yang namanya stadium sesuai standar yang diinginkan sesuai U-17,” katanya.
Erick juga mengatakan renovasi ini juga memperhatikan pertandingan Timnas Indonesia ke depannya. Menurutnya, jika ada banyak stadion yang memenuhi standar, setiap pertandingan internasional bisa digelar secara bergantian di seluruh daerah Indonesia, tidak seperti saat ini, hanya mengandalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
“Kembali kita menunggu kapan FIFA datang ke sini. Kemarin kita sudah ada rapat koordinasi dengan FIFA, tentu kita mengajukan stadium-stadium yang dirasa bisa untuk buat pertandingan timnas masa depan. Kemarin kita sudah uji coba Palestina di Surabaya, lalu Argentina di Jakarta. Jadi nanti kalau ada pertandingan lagi, kita ingin juga memberi kesempatan pada stadium lain, tidak hanya GBK saja, supaya timnas ini dirasakan oleh seluruh penduduk Indonesia. Itu cita-citanya,” pungkasnya.
(sas)