MANAberita.com – PERUSAHAAN Nokia untuk pertama kalinya mengganti logo ikoniknya setelah hampir 60 tahun.
Dikutip dari EndGadget, sebelum pembukaan Mobile World Congress Barcelona pada Minggu (26/2) waktu setempat yang lalu, perusahaan tersebut meluncurkan logo baru.
Perubahan dramatis terjadi dengan tipografi ikonik dan warna “Yale blue” yang mendefinisikan logo sebelumnya raib. Perusahaan asal Finlandia itu mengadopsi tampilan yang diklaim lebih modern dan digital.
“Kami sedang memperbarui strategi kami, dan, sebagai pendukung utama, kami juga memperbarui merek kami untuk mencerminkan siapa kami saat ini: pemimpin inovasi teknologi bisnis-ke-bisnis yang memelopori masa depan di mana jaringan bertemu cloud,” kata Pekka Lundmark, CEO Nokia, di unggahan blog.
Ia mengaku logo baru ini terkait dengan fokus pada jaringan industri.
“Di benak banyak orang, kami masih merupakan merek ponsel yang sukses, tetapi ini bukan tentang Nokia,” kata Lundmark dalam pernyataan terpisah kepada Bloomberg.
“Kami ingin meluncurkan merek baru yang sangat berfokus pada jaringan dan digitalisasi industri, yang adalah hal yang sama sekali berbeda dari ponsel lama,” lanjut dia.
Dikutip dari rilis resmi, Nokia mengaku ingin mencitrakan diri sebagai pemimpin teknologi business to business (B2B).
“Pembaruan brand Sejalan dengan strategi perusahaan yang diperbarui, Nokia memperbarui brand untuk mencerminkan citranya sekarang ini sebagai pemimpin inovasi teknologi B2B yang menyadari potensi digital di setiap industri.”
“Brand baru ini menegaskan nilai yang dibawa Nokia dalam keahlian jaringan, kepemimpinan teknologi, inovasi perintis, dan kemitraan kolaboratif,” lanjut keterangan itu.
Lalu apa arti logo baru ini? “Logo baru perusahaan ini melambangkan Nokia yang berenergi, dinamis, dan modern, menunjukkan nilai-nilai dan tujuannya.”
“Ini telah dirancang sebagai simbol kolaborasi, yang Nokia yakini sangat penting untuk mewujudkan potensi eksponensial jaringan, yakni membuka keuntungan dalam keberlanjutan, produktivitas, dan aksesibilitas,” kata perusahaan.
Bisnis telepon Nokia sendiri belum pulih sejak akuisisi Microsoft terhadap divisi Perangkat dan Layanan (Devices and Services) yang berujung bencana senilai US$7 miliar pada 2014.
Pada 2016, HMD Global, perusahaan yang terdiri dari mantan pejabat Nokia, memperoleh hak untuk menggunakan merek Nokia untuk smartphone dan tablet. Sejak saat itu, mereka menjalankan bisnisnya sendiri.
Faktanya, perusahaan mengumumkan perangkat terbarunya, G22, hanya sehari sebelum pengumuman logo baru ini, namun masih memakai logo klasik Nokia.
(sas)