Manaberita.com – SEORANG bayi perempuan inisial HDN berusia 38 hari di Gresik meninggal diduga kaget akibat ledakan petasan yang disulut tetangga.
Pihak keluarga bayi tersebut mengatakan bahwa tetangganya yang menyulut petasan itu bahkan tidak melayat.
HDN merupakan anak kedua pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah, warga Jatirembe, Benjeng, Gresik. Bayi itu sempat dirawat selama 6 hari di rumah sakit.
Nufus menduga keponakannya meninggal lantaran kaget suara ledakan petasan yang disulut tetangga saat malam takbiran pada Sabtu (22/4) sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu bayi dan kedua orang tuanya sedang beristirahat di dalam kamar. Suara itu membuat almarhum HDN saat itu menunjukkan kondisi yang memprihatinkan.
“Setelah mendengar petasan itu, keponakan (korban) saya itu langsung kaget hingga mata kanannya nutup sebelah dan lidahnya terbalik ke atas,” ujar Nufus dikutip dari detikcom.
Usai itu bayi HDN menangis, ibunya lantas berupaya memberikan ASI. Akan tetapi, karena lidah N terbalik ke atas, ibunya kesulitan memberikan ASI.
“Dikasih ASI ibunya gak mau, karena lidahnya terbalik. Akhirnya dibawa ke klinik, bidan, hingga Rumah Sakit Denisa di Bunder,” ujar Nufus.
Karena tidak ada ventilator, HDN dibawa ke RS Muhammadiyah Lamongan pada Rabu (26/4) siang. Di RS, bayi itu langsung masuk ICU karena koma.
“Di sana keponakan saya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah,” jelas Nufus.
Pada Kamis (27/4) pukul 10.00 WIB bayi HDN dinyatakan meninggal. Menurut Nufus, penyebab bayi HDN meninggal karena pembuluh darah otak yang pecah.
“Setelah kita jelaskan bahwa tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa,” jelas Nufus.
Tak Ada Iktikad Baik
Nufus mengatakan keluarganya sudah mengingatkan tetangganya agar tak main petasan karena ada bayi. Letak rumah berdekatan karena jaraknya Cuma 2 rumah.
“Sebelumnya sudah pernah diingatkan kalau ada bayi. Tapi nggak digubris. Selain kakak saya, ada juga yang punya bayi, sampai diungsikan ke rumah kakeknya,” kata Nufus.
Bahkan, Nufus mengatakan saat menyulut petasan tetangga itu mengarahkan petasan ke atas rumah. Penyulut petasan itu bahkan tak merasa bersalah atau meminta maaf.
“Kan orang dulu gitu kalau kaget karena apa, di pegangkan penyebabnya. Ibu saya minta bungkus petasan yang disulut buat obat sawanen (kaget), malah dikasih petasan yang belum disulut. Kan kurang ajar banget,” kata Nufus.
Nufus dan keluarga HDN mengaku sudah ikhlas. Namun, ia tidak habis pikir tak ada iktikad baik berupa permohonan maaf dari tetangga yang menyulut petasan.
“Tak ada iktikad baik, jangankan minta maaf keponakan saya meninggal saja tidak datang untuk melayat. Kita akan tunggu sampai malam ini, kalau tidak datang minta maaf kita akan lapor polisi,” tegas Nufus.
(Rik)