Manaberita.com -Berdiri megah di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Masjid Raya Abdul Kadim bukan sekadar tempat ibadah. Masjid ini menjadi simbol spiritualitas, kebanggaan masyarakat, dan destinasi wisata religi yang penuh makna sejarah serta nilai-nilai filosofis. Masjid ini dibangun oleh Prof. H. Abdul Kadim, seorang putra asli Desa Epil yang berhasil meraih kesuksesan di perantauan. Dengan semangat membangun kampung halamannya, ia memprakarsai pembangunan masjid tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT sekaligus kontribusi nyata untuk masyarakat setempat. Pembangunan dimulai pada April 2018 dan melibatkan sekitar 70 orang pekerja bangunan yang bekerja dengan dedikasi tinggi demi mewujudkan arsitektur yang indah dan megah.
Bangunan Masjid Raya Abdul Kadim terinspirasi dari keindahan Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Hal ini tercermin dari desain kubah besar, pilar-pilar kokoh, serta ornamen-ornamen indah yang menghiasi setiap sisi dinding masjid. Kemegahan bangunan ini semakin terasa dengan penggunaan material pilihan, termasuk marmer untuk lantai dan dinding yang didatangkan langsung dari Pulau Jawa, bahkan sebagian diimpor dari Italia. Tidak hanya megah secara fisik, masjid ini juga menyimpan pesan moral yang dalam. Salah satu ciri khas unik dari masjid ini adalah keberadaan kursi berkaki patah yang diletakkan di bagian kiri ruang utama. Kursi ini bukan sekadar ornamen, melainkan memiliki filosofi kuat sebagai pengingat bagi para pemimpin agar tidak lalai terhadap agama dan ibadah di tengah kekuasaan. Kursi tersebut menjadi simbol bahwa kepemimpinan yang tidak dilandasi keimanan akan rapuh dan mudah runtuh.
Masjid ini diresmikan pada 12 April 2023 dalam sebuah acara yang meriah dan bersejarah. Peresmian dilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, dan turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk ulama nasional Ustadz Abdul Somad. Momen ini menjadi kebanggaan besar bagi warga Musi Banyuasin karena menandai hadirnya pusat keagamaan yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga sarat makna. Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Raya Abdul Kadim kini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat.
Suasana masjid yang sejuk dan bersih semakin memperkuat kesan religius yang dalam. Banyak peziarah dan pengunjung yang datang untuk merasakan langsung ketenangan batin di masjid ini. Kehadirannya menjadikan Desa Epil sebagai salah satu tujuan wisata religi baru di Sumatera Selatan. Masjid ini bukan hanya menjadi tempat sujud, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kehidupan bermasyarakat, tempat merenung tentang makna kepemimpinan, kesederhanaan, dan keimanan. (mh)