Manaberita.com – PANGLIMA TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan kesalahan fatal yang dilakukan oleh Komandan Kompi (Danki) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, yang telah mengakibatkan tiga prajurit gugur. Jenderal Andika mengatakan jika Danki tersebut telah berbohong.
“Karena memang apa yang dilaporkan komandan pos, bukan hanya insiden hari itu ya, hari itu insiden yang kemudian menewaskan sampai dengan 3 anak buah dari pos itu. Tetapi kegiatan yang dilaporkan komandan pos kepada komandan atasannya itu, komandan batalyon yang waktu itu video call dengan saya, nah itu bohong,” kata Andika kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/3/2022).
Dilansir dari detik.com, Andika membeberkan kesalahan pertama yang dilakukan Danki tersebut adalah mengeluarkan pengamanan pos ke lokasi galian pasir demi mendapat penghasilan tambahan. Namun, kata Andika, pengamanan di lokasi tersebut dilakukan tidak dengan izin resmi.
“Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli ke titik ini, titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir. Nah kan itu-itu kan membuat kalau dilaporkan sebenarnya kan pasti mungkin ada pertanyaan kan itu, satu, ngapain, boleh nggak kamu di situ,” ujarnya.
“Sehingga itulah yang kemudian ditutupi harapannya nggak ketahuan, tapi pada saat yang bersamaan cara komandan pos ini menggelar di tempat galian pasir tadi itu nggak sama sekali, nggak ada pertimbangan supaya gimana aman. Satu, itu salah karena tidak ada izin,” lanjutnya.
Andika menuturkan kesalahan berikutnya adalah Danki tidak melakukan pertimbangan taktis. Andika mengatakan lokasi tambang pasir merupakan bagian dari daerah yang keamanannya tidak biasa.
“Kedua, dilakukan juga tanpa pertimbangan taktis. Ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang keamanannya juga agak lebih tidak biasa,” ujarnya.
Andika menyampaikan pihaknya sudah melakukan evaluasi kepada jajarannya. Dia mengatakan hal yang paling utama dalam menjalankan tugas adalah kejujuran, jangan sampai nyawa prajurit dikorbankan demi mendapat keuntungan.
Lebih lanjut Andika mengatakan Danki tersebut sudah diproses. Dia menyebut proses hukum tengah berlangsung.
“Sudah, sudah kita kawal terus, jadi sekarang tahap penyidikan sudah berlangsung,” imbuhnya.
Sebelumnya, tiga prajurit TNI di Distrik Gome gugur akibat kontak senjata dengan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat pergantian jaga. Serangan oleh KKB Papua terjadi di pos TNI, tepatnya di Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Kejadian itu berlangsung Sabtu (19/3) sekitar pukul 05.00 WIT. Serangan tiba-tiba tersebut membuat prajurit TNI terkena tembakan.
“Jadi, iya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran nih, peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan,” kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam sebuah video yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (19/3).
(Rik)