KESIMPULAN Film Joker “Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti” Benarkah Kalimat ini???

MANAberita.com – KESIMPULAN Film Joker “Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti” Benarkah Kalimat ini???

Film Joker menembus angka pendapatan 1,3 Triliun rupiah di Amerika Utara dalam waktu sepekan. Wow! Dimana sih istimewanya dark movie ini?

Lalu, apakah Anda sudah menonton film Joker? Bagi yang sudah menonton, Anda pasti tahu bahwa film garapan sutradara Todd Phillips ini menceritakan sisi kelam masa lalu Joker.

Joker sendiri diperankan oleh Joaquin Phoenix dan membuat orang terpukau dengan aktingnya. Tapi di sisi lain, banyak orang yang menganggap film ini terlalu ‘dark’ alias sangat menakutkan. Akibatnya, film ini menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Salah satunya yang menarik adalah munculnya kalimat ‘Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti’.

Ada yang setuju. Ada juga yang tidak. Tapi bagaimana psikolog memandang pernyataan ‘orang jahat adalah orang baik yang tersakit’?

Baca Juga:
Aktor Joaquin Phoenix Pemeran Joker Alami Kecelakaan Lalu Lintas

Apakah kalimat tersebut benar, atau justru tameng untuk diri sendiri? Menjawab pertanyaan ini, psikolog sosial Solo Hening Widyastuti. “Menurut saya pribadi, (pernyataan ‘orang jahat adalah orang baik yang tersakiti’) tidak benar,” ujar Hening.

Hening melihat, Joker dan ungkapan ‘orang jahat adalah orang baik yang tersakiti’, hanya berpengaruh pada pribadi-pribadi yang lemah secara emosi ataupun pikirannya. Hal ini bisa terjadi pada remaja dan juga orang dewasa.

“Meski hanya sebuah film, sebuah rangkaian cerita yang disusun terencana oleh penulis skenario, sutradara, tim kreatif, dan pemain, akan tetapi sebuah film mampu mendoktrin dan mempengaruhi alam berpikir dan alam bawah sadar manusia, terutama mereka yang tidak stabil emosi dan pikirannya,” ungkap Hening dilansir dari intisari-online.com.

Baca Juga:
Anda Ingin Tau Ciri Sepatu Hight Heels untuk Kesehatan?

Dia menjelaskan, pribadi yang lemah merupakan pribadi yang memiliki jwa tidak stabil dan tidak memiliki konsep diri yang kuat.

Ketika pribadi-pribadi yang lemah seperti karakter Joker tersakiti dan merasa hancur harga dirinya, entah itu karena perkataan, sikap, atau perilaku orang lain, maka si individu tersebut akan goyah jiwanya. Pada akhirnya untuk menetralisir rasa sakit, si individu akan melakukan pembenaran perkataan orang lain yang menyakiti dirinya,” kata Hening.

Untuk menjaga diri agar tidak melakukan hal jahat seperti Joker adalah menguatkan iman dan spiritual, serta hubungan yang sehat dengan lingkungan keluarga dan sosial.

Komentar

Terbaru