MANAberita.com – LAYANG-layang dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan. Permainan juga memiliki fungsiritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Di Indonesia sendiri, layang-layang merupakan permainan tradisional yang sangat mengasyikan.
Namun sayang, keasyikan tersebut tidak dapat lagi dirasakan warga Kota Khatulistiwa atau Pontianak. Bahkan, petugas Satpol PP di Pontianak kerap melakukan razia di kota itu.
Kemarin, Minggu (28/1) Petugas Satpol Pp kembali melakukan razia layangan di kawasan Sungai Jawi, tetapi petugas cuma dapat gelundungan dan layangannya saja, sementara pemainnya keburu melarikan diri.
“Saya juga bingung dengan pemain layangan ini. Mereka sudah sering dirazia, tetapi tetap saja mereka malah tambah ramai. Padahal, sudah ada warga yang diberi tindak pidana ringan sampai dengan diberikan sanksi denda Rp 1 juta,” kata Kasatpol-PP Pontianak, Syarifah Adriana, Senin (29/1).
Kasatpol-PP Pontianak, Syarifah AdrianaPihak Satpol Pp akan terus melakukan penegakan aturan kepada para pemain layangan di Kota Pontianak. Para pemain layangan sebenarnya sudah mengetahui terkait larangan bermain layangan, tetapi mereka sembunyi-sembunyi agar tidak terjaring.
“Para pemain layangan sering curi-curi dalam bermain layangan, dan kadang lokasinya juga sulit untuk dijangkau,” tambah Syarifah.
Sementara itu, Mashudi, selaku anggota DPRD kota Pontianak menegaskan, persoalan tersebut harus ditanggapi serius oleh Pemkot Pontianak dan Instansi terkait, agar tidak menimbulkan korban.
Mashudi“Instansi terkait agar menindak tegas kepada pemain layangan, apalagi yang menggunakan tali kawat. Karena sangat membahayakan pemain itu sendiri dan orang lain,” tegas Mashudi
Menurutnya, Petugas Satpol Pp harus ditempatkan di titik-titik yang sering digunakan untuk bermain layangan. Agar tidak ada lagi kejadian anak yang mulutnya terluka terkena tali gelasan seperti yang lalu.
“Beberapa waktu lalu ada anak yang mulutnya luka karena terkena tali gelasan layangan, dan kami tidak ingin kejadian ini berulang,” tutupnya. (dna)