Badut
MANAberita.com – DALAM dunia hiburan, badut merupakan sosok seorang makhluk penghibur yang umumnya sifatnya sangat jenaka, konyol, dan ceroboh, sehingga membuat para penontonnya menjadi tertawa kegelian melihat tingkahnya.
Dilansir @manaberita dari laman anehdisunia.com, seperti yang kita tahu, sosok badut itu biasanya memiliki dandanan yang aneh serta norak. Dengan polesan bedak tebal pada wajahnya, kemudian memakai setelan pakaian berwarna-warni, serta memiliki mimik wajah yang sangat menggemaskan.
Perlu diketahui, bahwa sebenarnya profesi badut itu sudah cukup tua. Sejarah mencatat, profesi badut itu sudah ada semenjak era Yunani kuno dan juga era Romawi kuno.
Di mana para badut pada masa itu kebanyakan bertugas untuk menhibur para kaum bangsawan di sebuah pertunjukan khusus. Namun, para badut itu juga kadang mencari nafkah dengan cara menghibur orang-orang yang ada di jalan-jalan.
Tentunya dengan kemampuannya dalam berpantomim serta memperagakan gerakan-gerakan konyol, dapat menghibur orang-orang yang sedang lewat. Bisa jadi, profesi badut ini menjadi salah satu pekerjaan penghibur ala jalanan yang umurnya paling tua di dunia.
Perkembangan sosok Badut di dunia hiburan
Belakangan ini, istilah kata badut itu sendiri sudah meluas dan menjadi pengertian yang kompleks maknanya. Nyaris semua orang yang berprofesi sebagai pelawak atau pemancing tawa di panggung itu disebut dengan badut.
Bahkan dalam bahasa sehari-hari, istilah badut juga sydah dipakai untuk menamai orang yang suka bertingkah laku konyol. Dari situ, istilah badut ternyata sudah mengalami perluasan dalam makna dan artinya.
Menurut catatan sejarahnya, sosok badut itu mengacu kepada seorang penghibur panggung yang memiliki dandanan konyol dan lucu. Yang pada mulanya, selalu identik dengan riasan bedak tebal, hidung dan pipi yang merona merah, dan tentunya selalu khas dengan kostum uniknya.
Dulunya, seorang badut dituntut memiliki kemampuan memperagakan beragam mimik wajah yang lucu, dan juga menguasai gerakan-gerakan yang konyol konyol, serta tidak memiliki dialog sama sekali.
Mungkin itulah yang sedikit membedakan badut dengan seorang pelawak bergaya konvensional. Pada awal masa kemunculannya pula, sosok badut mempunyai tugas pokok hanya sebagai penghibur orang lain.
Mimik wajah dari seorang badut juga sangat beragam, ada mimik sedih, mimik konyol, mimik senang, mimik tertawa, mimik menangis, bahkan hingga mimik mengejek. Kostum badut pada awal kemunculannya pun nampak ada kemiripan dengan badut di era sekarang, yeng membedakannya hanyalah warna serta riasan wajahnya saja.
Sejarah asal mula Badut
Para peneliti sejarah mengatakan bahwa sosok badut itu memang sudah ada sejak jaman dahulu, yang perannya adalah memang sebagai sosok penghibur bagi orang lain. Bermula pada abad pertengahan, atau pada kisaran tahun 500 Masehi sampai 1.500 Masehi, ada sosok badut yang sangat populer pada masa itu.
Masyarakat di dataran Eropa, khususnya penduduk Italia, menyebutnya sebagai sosok bernama Harlequin atau Arlecchino. Sosok badut ini adalah sosok penipu yang lucu, di mana si Harlequin ini identik dengan sosok seorang pelayan yang ceroboh, jenaka, serta sangat suka berbohong.
Kala itu, sosok ini dikenalkan dan dipopulerkan kepada masyarakat luas oleh sebuah kelompok sandiwara bernama “Commedia Dell Arte”. Kostum seorang badut pada mas itu pun masih sederhana sekali.
Perlu anda tahu, kostum badut yang kita kenal sekarang itu merupakan perkembangan kostum badut yang ada di Jerman dan Inggris, yang sangat populer pada abad 18. Pada kala itu, dandanan dan riasan dari seorang badut begitu manarik perhatian banyak orang.
Dengan ciri khasnya adalah baju serta sepatu yang sangat gombrong alias kebesaran. Kemudian penutup pada lehernya berwarna-warni, dan dihiasi dengan rangkaian renda lebar melingkar seputar di bagian leher si badut.
Pada abad 18 inilah sosok badut mulai dianggap sangat penting dalam sebuah pagelaran sirkus. Tujuannya, sosok badut akan bertugas mengendorkan adrenalin para penonton sirkus, dan membuat mereka tertawa, karena atraksi sirkus itu biasanya akan dipenuhi beragam adegan akrobat berbahaya dan sangat menegangkan.
Sampai pada saat ini, sosok jenaka para badut masih tetap menjadi salah satu bintang acara pada pertunjukan-pertunjukan sirkus di beberapa tempat di dunia.
Ada sesosok badut pertama yang jadi bintang sirkus pada awal abad 18 itu. Sosok badut itu diperankan oleh seorang seniman pantomim bernama Joseph Grimaldi, atau juga dikenal dengan sebutan Joey Grimaldi.
Joey banyak melakukan pertunjukan di wilayah kota London di awal tahun 1800. Di sana Joey berhasil menciptakan karakter badut bernama Jocy. Katanya, kelebihan dan kepiawaian Joey dalam memerankan Jocy ini membuatnya menjadi sangat dikenang di dalam sejarah dunia badut.
Karena memang di sini Joey telah berhasil menghidupkan tokoh Jocy sang badut. Karakter dari Jocy itu tidak hanya melucu, tetapi juga pandai memainkan beragam perasaan para penontonnya dengan mimik sedihnya yang bisa membuat orang lain juga merasa iba padanya.
Perkembangan Badut di Amerika
Badut pertama yang terkenal di Amerika bernama Dan Rice. Dia terkenal karena memiliki gaya dan dandanan yang sangat khas, yaitu jenggotnya yang panjang, kemudian memakai baju kedodoran yang menyerupai motif bendera Amerika Serikat.
Pada setiap pertunjukannya, Dan Rice selalu tampil dengan seekor babi lucu yang dinamai Lord Byorn. Dan Rice selalu berhasil membuat para penonton tertawa tiada habis karena ulahnya dan ulah babinya itu.
Dari sanalah akhirnya perkembangan badut di Amerika juga semakin populer serta meluas. Profesi menjadi seorang badut mulai banyak diminati orang, dan penampilannya pun selalu memiliki karakternya masing-masing.
Ketika dunia hiburan mulai memasuki masa-masa perfilman yang modern, karakter dari sosok badut ini ternyata juga banyak mengilhami tokh-tokoh di dunia bisnis hiburan, khususnya dunia perfilman.
Contohnya adalah komedian terkenal bernama Charlie Chaplin, atau komedian bernama Buster Keaton. Di mana mereka dengan sengaja mengadopsi gaya dan nyawa dari sosok badut, namun tidak mengadopsi cara berpakaiannya.
Dari sanalah, maka mulailah ada perkembangan pada era baru di dunia perbadutan. Yang pada awalnya hanya mengamen di jalan-jalan, secara perlahan masuk ke dalam dunia bisnis hiburan dan perfilman.
Saat ini, beragam sosok badut bisa dengan mudah kita temukan di banyak tempat hiburan. Tentunya sosok-sosok badut itu sudah mengikuti perkembangan zaman, dan sudah memakai beragam macam aksesori yang makin kian menggemaskan.
Misalnya, badut sekarang sudah memakai hidung pasangan berbentuk bulat seperti buah tomat, dan juga memakai rambut pasangan yang berwarna-warni.
Uniknya, setelah berabad-abad sejarahnya yang sangat panjang itu, peran badut teaplah sama, yaitu menghibur para penontonnya agar bisa tertawa saat memandangnya.
Kenapa Badut juga digambarkan sebagai sosok yang jahat ?
Bila bicara mengenai sosok badut yang mengerikan dan jahat, ternyata itu bukanlah suatu hal yang baru di dunia ini. Karena di daratan Eropa sendiri, sosok dan citra seorang badut berperangai jahat sudah dipopuler sejak awal abad ke 19.
Yang mana pada awalnya adalah dimulai pada sebuah pertunjukan opera yang berjudul “Pagliacci” karya seorang sastrawan bernama Ruggero Leoncavallo.
Pertunjukan ini berkisah mengenai sesosok badut yang tidak sengaja mendapati istrinya sendiri sedang berselingkuh dengan orang lain. Yang pada akhirnya si badut itu menjadi sedih dan sangat marah, lalu serta merta membunuh istrinya itu.
Namun di saba diceritakan si badut membunuh istrinyanya dengan cara melawak, agar penonton terhibur dan bisa tertawa.
Sosok badut lucu tapi keji itu diperankan oleh seorang aktor drama bernama Joseph Grimaldi, yang juga merupakan spesialis pantomim asal Inggris pada abad 19. Joseph dianggap sebagai seseorang yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan sosok dan citra badut sampai pada saat ini.
Di samping itu, pada pertunjukan-pertunjukan drama lainnya, Joseph juga merubah citra badut yang awalnya adalah sosok lucu dan kocak, namun dia menjadikan sosok badut khasnya sebagai sosok badut yang merana, sering galau, san sangat melankolis, bahkan sering ditampilkan si badut kerap kali mempunyai keinginan untuk bunuh diri.
Semenjak itulah, persona dan citra badut menjadi semakin melenceng, di mana saat ini badut juga kerap digambarkan sebagai sosok makhluk yang kejam dan jahat. (Int)