MANAberita.com – SORE ini tanganku bermaksud menuliskan sesuatu tentangmu. Ah, tidak, ini bukan tentang keburukan. Aku tak akan kuat menyebutkan secara runtun keburukanmu padaku, aku pernah menyayangimu dan itu tidak akan pernah terjadi.
Pergilah sejauh mungkin, sayang. Aku ikhlas! Hatiku benar-benar rela kau tinggal pergi. Untuk apa aku terus memperjuangkan seseorang yang tidak memperjuangkanku sekuat dan segigih yang kulakukan?
Tidak, aku tidak pernah pasrah. Hanya menyerah lebih tepatnya. Kupikir untuk apa lebih lama lagi menahanmu jika kau telah berkali-kali menuntut agar aku membebaskanmu? Tak apa, kau merasa bebas sekarang.
Patah hati? Jelas! Tapi tenanglah, aku sudah terbiasa menghadapinya. Lagipula, hati ini sudah terlalu sering kau buat sakit hingga aku hafal bagaimana cara menyembuhkannya sendirian. Kamu hanya mematahkan hati, dan itu tidak menghancurkan duniaku.
Ingatlah, akan ada masanya kamu merindukanku, hal-hal kecil yang pernah kita lewati, rasa cemasku, perhatian, serta kecerewetanku yang selama ini selalu kau anggap murahan. Sayangnya aku sudah tidak peduli lagi denganmu.
Kamu dan kenangan kita akan kutertawakan sembari menyesap minuman soreku. Akan kuingat kau sebagai pria terbodoh yang pernah ada karena meninggalkan cinta yang tulus begitu saja. Kamu kehilanganku, bukan aku. Aku hanya kehilangan orang yang tidak sama sekali mencintaiku.
Selamat menyesali semua keputusanmu, sayang. Jangan pernah berbalik berusaha menggapaiku lagi, karena aku sudah lelah menjadi pihak yang terus memperjuangkanmu. (Dil)
