MANAberita.com — TEROR bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya dan rusun Sidoarjo memang menimbulkan duka yang mendalam. Netizen pun juga ikut bersimpati dengan membuat hashtag atau tagar #KamiTidakTakut.
Dilansir dari Sehatnesia.com, hashtag #KamiTidakTakut yang seolah menegaskan kalau netizen tidak takut akan aksi teror apapun yang dilakukan terorisme dan tidak berefek apapun apabila ada kekerasan yang dilakukan oleh para teroris sehingga tidak akan pernah mencapai tujuannya meneror masyarakat negeri ini.
Namun berulang kali hashtag tersebut di kampanyekan, beberapa kali juga aksi teror terus terjadi bahkan makin mengganas, sehingga kampanye hashtag atau tagar ini juga diragukan efektifitasnya dari beragam sisi. Alasan yang paling masuk akal adalah sisi kesehatan, mengapa kampanye ini dianggap cukup tidak efektif untuk meredakan teror?
Yang dibaca Otak dari #KamiTidakTakut
Otak manusia memiliki preferensi mencerna informasi yang unik karena cenderung mengacuhkan frasa negatif dan lebih cepat menyerap instruksi positif. Otak kita akan lebih lekas menyerap instruksi “Setia pada satu Istri” dibandingkan “Dilarang Selingkuh!” atau lebih cepat tertegun akan kampanye iklan “Koruptor akan dihukum mati” daripada iklan “Katakan Tidak Pada Korupsi” yang pernah terbukti justru menghantarkan oknum-oknum yang tergabung dalam cast iklan tersebut masuk bui karena korupsi.
Senada dengan kampanye #KamiTidakTakut, “Kata ‘tidak’ memang nggak seharusnya digunakan. Karena dibaca otak ‘Saya Takut’,” ujar psikolog Rahajeng Ika dilansir dari detikhealth. Oleh sebab itulah menurut ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming), instruksi negatif seperti “Jangan” atau “Tidak” baiknya dihindari dan diganti dengan instruksi yang lebih positif seperti “Mari”, “Ayo”, atau instruksi langsung seperti #BerantasTeroris!
Ganti dengan #2018BerantasTeroris atau #BersatuLawanTeroris
Daripada terus menggumamkan #KamiTidakTakut yang kurang efektif bagi mentalitas, Kabarnesiagroup yang merupakan grup media yang menaungi sehatnesia menganjurkan untuk mengganti #KamiTidakTakut dengan #2018BerantasTeroris atau #BersatuLawanTeroris karena memiliki instruksi yang lebih jelas dan tegas. (Dil)