MANAberita.com – GUNUNG Agung yang terletak di Karangasem, Bali, kembali meletus pada Senin (02/07) pukul 21.04 Wita. Letusan ini disertai lontaran lava pijar sejauh 2 km. Lontaran ini menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng Gunung.
“Telah terjadi erusi Gunung Agung dengan suara dentuman, lontaran lava pijar terlihat keluar kawah mencapai 2 km,” kata Kasubid mitigasi wilayah timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kami Syahbana melalui siaran pers, Senin malam.
PVMBG pum mengingatkan potensi bahaya primer akibat letusan Gunung Agung. Bahaya primer yang paling mungkin terjadi adalah lontaran batu (lava pijar) dan jatuhan pasir abu lebat.
Kebakaran di sekitar puncak dan lereng disertai tinggi kolom abu yang mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik.
Karena itu masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya.
Dilansir dari kompas.com, Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin akibat hujan.
Lahar dingin dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Video lengkap di Instagram @manaberita :