MANAberita.com — IKATAN antara ibu dan anak yang sangat intim tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga pada hewan.
Sering kali kita melihat induk hewan yang rela ‘mengorbankan diri’ demi anak-anaknya.
Ada yang rela menjadikan tubuhnya sebagai pelindung bagi anak-anaknya dari hujan atau bahkan berani menyerang hewan buas yang ingin memangsa anak-anaknya.
Kisah tentang seekor monyet yang sempat ramai dibicarakan pada 2017 berikut ini juga bisa menjadi contoh.
Di India para monyet dibiarkan hidup bebas tanpa boleh diganggu karena dalam keyakinan agama Hindu para monyet mewakili dewa Hanoman.
Maka tidak mengherankan jika para monyet itu bisa berada di mana saja karena tak ada orang yang berani mengusirnya.
Jika seseorang bermaksud mengusir para monyet itu juga tidak boleh menggunakan kekerasan. Melainkan dengan suara-suara tertentu yang membuat para monyet takut dan kabur.
Bagi warga India bertemu monyet di tempat mana saja seperti di kamar tidur merupakan hal biasa. Mereka tidak menjerit histeris tapi berusaha mengusirnya “secara sopan”.
Sejumlah warga India yang tertarik monyet kadang menggunakan para monyet itu sebagai obyek foto-foto.
Karena biasa bergaul dengan para manusia bahkan cenderung dimanjakan dan “dihormati” para monyet yang suka usil itu termasuk gampang difoto.
Salah satu fotografer yang gemar memotret para monyet di India adalah Avinash Lodi (31), warga Jabalphur.
Suatu kali ketika sedang asyik memotret monyet, Lodi menyaksikan seekor induk monyet tiba-tiba menangis histeris sambil memeluk anaknya yang terkulai lemas.
Lodi terkejut karena sikap induk monyet yang sedang memeluk anaknya yang tampak tidak bergerak itu seperti manusia.
Si induk monyet sambil terus menangis berusaha mengobati anaknya dengan cara memegang-megang, memijit-mijit dan menggoyang-nggoyangkannya.
Dua menit kemudian si anak tampak sadar dan sehat kembali. Si induk monyet pun tampak senang.
Ternyata, akhir ceritanya justru bahagia bahkan sedikit lucu, mengingat sang induk ternyata telah salah sangka, mengira mati anaknya yang masih hidup. (Dil)