MANAberita.com — GEMPA bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu dan memicu gelombang tsunami hingga 5 meter pada Jumat (28/09) sore. BNPB menyebut alat deteksi tsunami Indonesia atau tsunami buoy sudah tak beroperasi sejak 2012.
“Jadi enggak ada buoy tsunami di Indonesia, sejak 2012 buoy Tsunami sudah tidak ada yang beroperasi sampai sekarang ya tidak ada,” Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengutip Detiknews.
“Jadi buoy tsunami yang memang diperlukan untuk memastikan bahwa tsunami ada dan sebagai salah satu bagian sistem peringatan dini semua sehingga peringatan dini yang ada didasarkan pada pemodelan,” imbuhnya.
Diperkirakan buoy tidak beroperasi lagi karena keterbatasan anggaran. Namun untuk informasi lebih detail ia mengaku tidak tahu karena itu adalah kewenangan BMKG.
Ia mengaku khawatir karena anggaran penanggulangan bencana BNPB setiap tahunnya terus menurun. Sementara itu ancaman bencana selalu ada.
“Mengapa dari 2012 sampai sekarang belum diadakan ya mungkin sangat terkait dengan asal pendanaan. Kalau kita melihat ya pendanaan apalagi turun setiap tahun. Dulu sempat hampir mendekati Rp 2 triliun tahun ini hanya Rp 700,” ungkap Sutopo.
Buoy merupakan sistem peringatan dini tsunami (sistem pelampung) yang dipasang Indonesia di tengah laut. Buoy merupakan salah satu opsi teknologi pendeteksi dini tercepat mengenai potensi tsunami.
“Ya kalau menurut saya memerlukan, sangat memerlukan wilayah Indonesia itu yang rawan tsunami. Kejadian tsunami sering terjadi dan menimbulkan banyak korban, disatu sisi pengetahun masyatakat sikap prilaku antisipasi tsunami masih sangat minim kita memerlukan deteksi tsunami yang ditempatkan di laut,” ujar Sutopo. (Dil)