MANAberita.com — “KASIH ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah”. Ungkapan itu mungkin berlaku dalam kasus pembunhan ini.
Pelaku pembunuhan adalah seorang anak berusia 15 tahun bernama Gregory Logan Ramos, sementara korbannya adalah ibunya sendiri, Gail Cleavenger (46 tahun).
Semua berawal ketika Gail melihat nilai ujian putranya yang mendapat nilai D alias buruk.
Gregory dan ibunya terus berdebat tentang nilai itu hingga pukul 11 malam pada Kamis (01/11) waktu Florida, Amerika Serikat.
Saat ibunya mengakhirinya dan masuk ke kamar, Gregory lantas menghampiri ibunya yang tengah tertidur dan mencekiknya hingga tewas.
Setelah ibunya tak lagi bernapas, Gregory mengangkat tubuh ibunya dan menaikkannya ke atas gerobak dorong. Dia menguburkan jasad ibunya di lubang dekat gereja River City dan pulang ke rumah.
Esok harinya, Gregory meminta bantuan dua temannya, Dylan Ceglarek dan Brian Porras untuk membuat rumahnya berantakan seolah telah terjadi perampokan.
Tiga remaja ini merusak pintu, memecahkan piring, mengambil barang dan membiarkan mesin mobil terus menyala.
Setelah situasi rumah sudah cukup mencekam, Gregory lantas menelepon 911 untuk melaporkan perampokan palsu itu.
Polisi dan tim detektif Florida segera datang dan mulai memeriksa TKP, namun detektif malah curiga.
Gregory mengatakan pada detektif bahwa Jumat pagi, ibunya masih mengantarnya ke sekolah tapi ibunya tidak terlihat di tempat kerja.
Keterangannya yang mencurigakan itu membuat detektif menyelidiki lebih lanjut dan menemukan fakta bahwa Gregory telah membunuh ibunya.
Polisi lantas mencari di sekitar rumah dan menemukan ada tumpukan barang-barang yang ‘dicuri’ dari rumah tersebut.
Ada televisi, komputer, PlayStation 4 dan sapu di dekat gereja River City. Dari lokasi itulah polisi juga berhasil menemukan lubang yang digunakan untuk mengubur ibu Gregory.
Sesaat sebelum meninggal dunia, Gail sempat menelepon suaminya dan melaporkan tingkah anaknya yang emosional. Ayah Gregory terlihat sangat sedih atas apa yang terjadi saat ia kembali dari tugas pada Jumat malam.
Menurut Sherrif Chitwood yang menangani kasus ini, itu adalah kasus paling menyedihkan yang pernah di lihat selama kariernya.
“Dia tidak menyesal sama sekali. Dia seolah manusia tanpa jiwa yang tak punya perasaan,” kata Chitwood.
Gregory ditahan di Departemen Kehakiman Remaja di Daytona, Amerika Serikat. (Alz)