MANAberita.com — SEORANG anak mengalami sebuah penyakit yang membuatnya bisa meninggal saat tertidur.
Anak yang masih berusia 1 tahun tersebut menderita sindrom genetik Congenital Central Hypoventilation yang mempengaruhi sebanyak seribu orang di seluruh dunia.
Dengan kondisi tersebut membuat Charlie Wagstaff tak bisa mengatur sistem saraf pusat dan tak bisa mengatur napas saat tertidur.
Dia dirawat di rumah sakit hingga berusia 4 bulan, dan saat tidur ia harus menggunakan masker untuk membantunya bernapas.
Charlie terus dipantau kadar oksigen dan karbon dioksida yang ada dalam tubuhnya setiap malam. Masker yang dikenakannya tersebut ternyata juga menimbulkan bekas pada wajahnya.
Hingga seseorang melakukan penggalangan dana untuk membeli masker yang lebih baik dan tak merusak wajah Charlie.
Congenital Central Hypoventilation Syndrome (CCHS) mempengaruhi sistem saraf pusat pasien yang mengelola pernapasan mereka.
Jika orang normal bernapas tanpa harus memikirkan kapan harus melakukannya, tidak dengan penderita CCHS. Dia malah bisa berhenti bernapas karena kadar karbon dioksida dalam tubuhnya meningkat.
Gejala ini terjadi pada saat tidur dan paling parah juga dapat berhenti bernapas saat bangun. Gejala yang mungkin terjadi antara lain, berhenti bernapas, kegagalan bernapas sama sekali, kemudian kulit mulai membiru.
Penyakit ini pun tidak bisa diobati, dan harus menggunakan ventilasi untuk membantu pernapasan. (Dil)