MANAberita.com — SETELAH menikah, hal yang wajar terjadi adalah berubahnya hubungan pertemanan. Namun perubahan itu bukan berarti kita harus kehilangan teman-teman. Semestinya sebagaimana bertambahnya keluarga, pernikahan juga seharusnya menambah daftar pertemanan kita yang baru. Yaitu teman dari pasangan kita.
Namun yang patut kita ingat, dalam pernikahan, kita tak sebebas saat kita sendiri. Dalam pertemanan, sebaiknya kita berpegang pada etika pergaulan dalam rumah tangga, demi menjaga hubungan keluarga, hubungan dengan pasangan tetap baik.
Tentu saja, kehangatan cinta dan kasih sayang terhadap pasangan mengarahkan kita untuk beretika dengan baik. Kita akan selalu ingat benteng ini:
1. Ada batasan dalam berteman. Dalam reuni, biasanya kita lupa, bahwa kita tidak seperti dulu lagi. Bagi pribadi yang mudah kehilangan kontrol, ada baiknya bila reuni atau kumpul teman, membawa istri, atau suami dan anak. Hal ini bukan nampak saja bertujuan sebagai penguat pertemanan, tapi juga untuk mengingatkan kita, bahwa kita hadir sebagai orang yang sudah berkeluarga.
2. Ada etika dalam berteman. Hormatilah pasangan teman, sebagaimana kamu berharap temanmu menghormati pasanganmu.
3. Temanmu bukan konsultanmu. Pada saat lajang, mungkin kita biasa berbagi cerita dengan teman. Tapi saat berumah tangga, sebaikanya masalah keluarga tidak di obral kepada teman. Karena kemampuan atau cara mencerna masalah keluarga dan lajang tentu berbeda.
Ingatlah selalu, kenapa pasangan kita sebut belahan jiwa? Karena setelah menikah, kita dan pasangan seperti menjadi satu individu, dalam bahasa kita ‘sepasang’. Pertemanan harus dapat diterima oleh kedua belah pihak. Karena pertemanan yang hanya diterima salah satu pihak, akan memunculkan masalah baru dalam rumah tangga yang sebenarnya dapat dihindari. (Ila)