MANAberita.com – SATU lagi tanaman asli asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang jarang sekali diekspos. Buah yang mirip sekali dengan buah rambutan ini, memiliki ciri tidak berbulu, Rasa manis dan dagingnya tebal sama seperti buah rambutan. Pohonnyapun mirip dengan pohon rambutan dan memiliki syarat tumbuh yang sama dengan tanaman rambutan.
Menurut Dikin (27) warga Sekayu, tanaman Ramanas atau sering disebut masyarakat Ramenas sudah sangat jarang ditemui. Karena kurangnya minat untuk.membudidayakan tanaman tersebut dan tidak memiliki nilai ekonomis.
“Mungkin, nilai ekonomisnya yang kurang, jadi tidak ada orang yang menanamnya,” ujarnya, Sabtu (26/ 01).
Dia menambahkan, tanaman tersebut hanya berbuah satu kali dalam setahun bersama dengan musim hujan yang dimulai sekitar Oktober sampai Desember.
Selain itu, tanaman tersebut saat ini terbilang cukup langka, Karena hanya bisa ditemui di daerah desa ataupun dusun-dusun yang ada di Kabupaten Muba.
“Di sekitar dusun-dusun masih banyak, tetapi memang pohon tanaman ini sudah memiliki usia diatas 20 tahun. Selain itu masyarakat musi selama ini hanya mengandalkan tanaman dari biji saja,” terangnya.
Buah Ramanas mempunyai kemiripan dengan buah hutan dari Kalimantan yaitu Ramitam. Sama-sama mirip dengan Rambutan, tapi untuk tekstur daging buah terlihat Ramanas lebih besar.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Muba Herryandi Sinulingga, AP, mengungkapkan, bahwa Muba memiliki tanaman-tanaman buah khas dengan rasa yang khas juga untuk itu diharapkan dapat ditanam kembali baik Seperti Durian Daun atau Dian Imbe, Ramenas, Pedare dan beberapa buahan khas lainnya.
“Ramenas ini, merupakan buah asli Muba yang mungkin tidak ditemui di daerah lain. Sehingga wajib untuk dikembangkan, bahkan diteliti,” jelasnya saat dihubungi.
Lingga yang akrab namanya dipanggil Media ini juga mengungkapkan, bahwa pengembangan buah-buahan lokal dan asli dari Muba memang harus diperkenalkan secara luas. Sehingga Muba memiliki cirikhas tersendiri.
“Memang harus ada ciri khas dari Muba, selain Sumber Daya Alam yang melimpah, tentunya memiliki daya tarik tersendiri dari sisi buah-buahan,” yang tumbuh subur di bumi serasan sekate pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa, melakukan budidaya tanaman rambutan, angin berperan besar dalam melakukan penyerbukan bunga. Intensitas hujan yang baik untuk melakukan budidaya tanaman rambutan adalah 1500 – 2500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun.
Sinar matahari harus menyinari tanaman rambutan setidaknya 6 – 9 jam setiap harinya dan suhu di sekitarnya antara 23 – 27 derajat Celcius agar pertumbuhannya serta buah yang dihasilkannya dapat maksimal. Jika sinar matahari yang didapatkannya kurang, maka pertumbuhan dan buah yang dihasilkannya akan menurun atau dapat dikatakan tidak sempurna.
Kelembapan udara yang dibutuhkan tanaman rambutan cenderung lebih rendah (miskin akan kandungan air), karena umumnya tanaman ini tumbuh di dataran rendah – sedang. Kondisi daerah seperti itu sangat cocok sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan.