Tiap Hari Makan Mie Instan, Mahasiswa ini Meninggal Dunia

Mie instan
Mie instan

MANAberita.com — MIE instan sudah lama menjadi salah satu makanan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan.

Kenyataanya, mie instan memang bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh.

Tak main-main, mengonsumsi mie instan secara sembarangan ternyata bisa berakhibat fatal bahkan hingga menyebabkan kematian.

Hal inilah yang harus dialami mahasiswa asal Taiwan yang meninggal dunia karena kebiasaan buruknya.

Pemuda ini sering belajar hingga larut malam demi bisa masuk ke universitas impiannya.

Karena bekerja keras hingga larut, di saat lapar tengah malam melanda, ia kerap membuat mie instan.

Meski ia berhasil masuk ke universitas impiannya, sayangnya umurnya tidaklah panjang.

Dia mulai menunjukkan gejala awal seperti perut kembung, mual, dan sakit perut. Keluarganya menjadi khawatir karena keadaannya semakin buruk.

Baca Juga:
Dengar Suara Gaduh di Dinding, Pria ini Terkejut Bukan Kepalang Setelah Tahu ‘Penghuni Lain’ di Rumahnya

Mereka cukup bijaksana dengan membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan medis.

Namun yang mengejutkan, pemuda tersebut langsung divonis kanker lambung stadium akhir.

Harapannya untuk hidup hanya sedikit karena sel kanker telah menyebar ke organ lain.

Setahun setelah bergelut dengan kanker, pemuda itu harus menyerah pada penyakitnya hingga akhirnya berpulang.

Ahli onkologi rumah sakit terkait, Dr Gan telah memperingatkan masyarakat untuk mengurangi konsumsi sosis, daging asap, serta mie instan karena makanan ini kerap dikaitkan penyebab kanker.

Kanker lambung sulit dideteksi karena gejalanya seringkali mirip sakit maag atau sakit perut biasa.

Baca Juga:
Korban Tewas Akibat Tanah Longsor Di Manipur, Timur Laut India Mencapai 26 Jiwa

Hal ini menyebabkan 80% penderita sudah masuk ke stadium akhir ketika penyakit mematikan ini terdeteksi.

Tak hanya menyerang orangtua saja, kanker lambung kini juga jadi momok untuk anak muda.

Menurut laporan yang diterbitkan World Instan Noodles Association, masyarakat dunia menghabikan sebanyak 102,7 miliar mie instan dalam jangka waktu satu tahun.

Hal ini jadi bukti bahwa mi instan tak hanya digemari di Indonesia saja, melainkan di berbagai belahan dunia.

Mengapa mengonsumsi mie instan berlebih buruk bagi kesehatan?

Mie instan mengandung bahan pengawet yang membuatnya tahan lebih lama. Bahan pengawet tersebut tentunya membuat mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium.

Baca Juga:
Ngeri! Ketiduran Saat Masih Pakai Softlens, Kornea Mata Wanita ini Dimakan Bakteri

Mi instan juga mengandung bahan pewarna buatan, zat aditif dan juga perasa yang mengandung berbagai zat kimia.

Belum lagi, mi instan mengandung monosodium glutamat (MSG) dimana ada batasan dalam mengonsumsinya.

Karena bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, MSG juga menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Bahkan, The Washington Post telah melaporkan bila penelitian di Korea Selatan menemukan efek mi instan pada kesehatan manusia.

“Meskipun mi instan makanan yang lezat, dimungkinkan terjadi peningkatan risiko sindrom metabolik karena tingginya natrium, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik,” ungkap Hyun Shin, doktor di Harvard School of Public Health.

Studi ini menyebutkan bahwa selain diabetes, perempuan yang mengonsumsi mi instan seminggu dua kali lebih berisiko mengidap obesitas, tekanan darah tinggi dan masalah jantung, dibandingkan yang makan lebih sedikit.

Baca Juga:
Rusia Serang 74 Fasilitas Militer Ukraina Hingga Hancur

Zat pengawet dalam mi instan membuatnya lebih sulit dan lama dicerna tubuh.

Dari situ disimpulkan jika tak hanya mi instan, semua makanan olahan dan berpengawet juga melalui proses yang sulit dicerna.

“Salah satu masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa orang telah mulai mengganti makanan segar dengan makana cepat saji,” ungkap Dr. Sharma.

Lalu benarkah mi instan bisa menyebabkan kanker?

Peneliti di Universitas Sorbonne, Perancis telah mensurvei sebanyak 105.000 responden soal konsumsi makanan.

Mereka menemukan bahwa jika seseorang meningkatkan konsumsi makanan olahan sebesar 10 persen, risiko terkena kanker meningkat sebesar 12 persen.

Baca Juga:
Ibu Asyik Isap Ganja, Bayi 3 Bulan Tewas di Stroller dalam Keadaan Terikat

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di British Medical Journal.

Makanan olahan ultra proses yang dimaksud termasuk roti kemasan yang diproduksi secara massal, camilan maupun keripik kemasan, cokelat, soda, makanan beku, sup, mi instan, serta makanan kaleng.

Para peneliti menyimpulkan, “Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan olahan yang diproses ultra dengan cepat mendorong peningkatan beban kanker dalam beberapa dekade mendatang.”

Tetapi mereka mengatakan bahwa temuan-temuan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan penelitian berskala besar untuk membuktikan keterkaitan tersebut.

Sementara itu, Di Korea Selatan, Korea Food and Drug Administration (KFDA) menemukan zat penyebab kanker yang dikenal dengan Benzopyrene dalam enam merek mie yang dibuat oleh Nong Shim pada tahun 2012 lalu.

Penemuan tersebut menyebabkan penarikan kembali produk-produk baik lokal maupun luar negeri. (Alz)

Komentar

Terbaru