MANAberita.com — NENEK berkerudung merah Anggraeni (AG), 55, menculik balita bernama Anisa Suci Ardiwibowo (3) di lingkungan Masjid Al-Amin, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Selasa (9/4/2019).
Selama lima hari, tersangka Anggraeni membawa Anisa keliling sejumlah wilayah di Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, awalnya tersangka membawa korban ke Stasiun Klender menggunakan angkot pada hari pertama penculikan.
Lalu, ia membawa korban menuju Stasiun Bogor menggunakan transportasi kereta rel listrik (KRL).
Melansir Tribun Medan, tersangka pun memutuskan menginap di Stasiun Bogor. Keesokan harinya, mereka bergerak menuju Stasiun Kebayoran Lama.
“Kemudian, dia langsung menuju Stasiun Kebayoran Lama tanggal 10 April, bergerak kembali menuju Cipadu. Mereka bertahan di Cipadu hingga keesokan harinya,” kata Argo.
Pada 11 April, tersangka membawa korban ke Pasar Kebayoran Lama, Masjid Darussalam di kawasan Kebayoran Lama, lalu menuju Ciledug dan menginap di salah satu masjid di kawasan Ciledug, Kota Tangerang.
“Kemudian tanggal 12 April, dia menuju Kebayoran Lama kembali dari masjid di Ciledug. Mereka menginap di toko buah di Kebayoran Lama,” ujar Argo.
Pada tanggal 13 April, tersangka kembali lagi ke Ciledug, lalu menginap di Pasar Kebayoran Lama.
Akhirnya, pada tanggal 14 April, tersangka memutuskan menuju Stasiun Pasar Senen dan beristirahat sejenak di Masjid At Taufiq.
“Berdasarkan informasi yang didapatkan polisi bahwa tersangka berada di Stasiun Pasar Senen, kita langsung bergerak menuju lokasi dan melakukan penangkapan,” ujar Argo.
Lantas apa motif Anggraeni menculik Anisa?
Argo mengatakan perempuan berusia 55 tahun itu ternyata menculik Anisa demi menimbulkan rasa iba orang lain.
“Dengan adanya anak kecil yang tadi dibawa, orang akan semakin merasa iba dan belas kasihan sehingga tergerak hatinya untuk memberi sedekah kepada ibu ini,” kata Argo.
Argo mengatakan, Anggraeni tidak memiliki tempat tinggal sehingga selalu menginap di masjid yang berbeda-beda di daerah Jakarta setiap hari.
Polisi pun menyita sejumlah barang bukti, di antaranya kerudung berwarna hijau, tas, dan baju anak berwarna pink.
Atas perbuatannya, tersangka Anggraeni dijerat Pasal 328 KUHP subsider Pasal 330 KUHP dan atau Pasal 76 F jo Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya, lebih dari lima tahun penjara.
Sebelumnya diberitakan, Anisa hilang pada Selasa (09/04) pukul 10.00 WIB.
Anisa awalnya berada di rumahnya bersama neneknya bernama Sri Wahyuni (34). Bocah itu lalu keluar dari rumah untuk bermain dan jajan di warung dekat rumahnya.
Setelah mencari keliling kompleks, Sri tidak menemukan jejak cucunya.
Berdasarkan rekaman CCTV di masjid, bocah itu dibawa pergi seorang perempuan tua yang memakai baju biru serta berkerudung.
Perempuan itu terlihat memangku Anisa di halaman depan masjid. Tak lama kemudian, dia menggendong Anisa dan pergi dari area masjid.
Anisa ditemukan pihak kepolisian di area Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu sore kemarin setelah lima hari hilang.
Balita yang diculik di Bekasi itu ditemukan bersama perempuan yang terekam dalam kamera CCTV saat menculiknya di lingkungan Masjid Al Amin.
Anisa bersama keluarganya tiba di rumahnya pada pukul 18.30 WIB usai jalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya.
Aprilina Lestari (20), ibu kandung Anisa mengatakan, anaknya masih alami trauma ketakutan setelah lima hari diculik AG sejak Selasa (09/04).
“Iya dia masih trauma ketakutan, tapi saya coba terus deketin dia main sama dia, di Polda kan ada taman bermain gitu,” kata Aprilina.
Dia menambahkan, bahkan Anisa sempat terlihat tidak mengenal dirinya saat baru ditemukan bersama pelaku di sekitar Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (14/04).
“Belum dia belum ngenalin saya, dia takut sama saya. Makanya pelan-pelan gitu yah, mudah-mudahan saja pola pikirnya bisa inget lagi. Pelan-pelan ya sudah akrab sama saya diajak main,” ujar Aprilina.
Meski masih trauma, Anisa nampak dalam kondisi sehat saat baru ditemukan. Hanya saja rambut Anisa dipotong oleh pelaku.
“Anaknya kan tertekan ketakutan saya belajar pelan-pelan biar engga takut lagi makannya saya kenalin semua biar ingat. Perilaku Anisa sebelumnya sampai akhir ini engga ada yang beda cuman rambut saja enggak apa-apa,” tutur Aprilina. (Ila)