MANAberita.com — SETIAP orang pasti ingin kaya. Namun, ada beberapa pihak yang menghalalkan segala cara agar bisa menjadi kaya. Saat ini, tuyul, buto ijo, atau sejenisnya sepertinya sudah mulai ditinggalkan.
Yang masih sering kita temui hingga saat ini adalah pesugihan dengan mencari tumbal melalui ung pancingan. Ya, sering kali kita melihat uang 50ribu atau 100 ribuan tergeletak di jalan. Konon, jika kita ambil uang pancingan itu, kita akan menjadi tumbal pesugihan orang yang menaruh uang pancingan tersebut. Lalu, bagaiman nasib driver ojol ini yang pernah mengambil uang pancingan di jalan?
melansir tanahnusantara.com, seoranv driver ojol yang bernama Bagas ini awalnya merasa pusing saat narik ojek. Iapun memutuskan untuk pulang. Namun ia mendapat orderan untuk mengantarkan seorang anak sekolah yang berinisial S pulang sekolah.
Jadi, ia mengantarkan pelanggannya itu terlebih dahulu. Setelah itu, ia segera pulang ke rumah. sesampainya di rumah, ia melihat uang 100ribu ia duduki di motornya. Ia mengira ini adalah uang pelanggan yang tadi barusan diantar pulang. Sambil berencana mengembalikannya besok, Bagas segera menyimpan uang itu ke dompetnya.
Namun, tiba-tiba ia seperti mendapat bisikan agar jangan mengambil apalagi menggunakan uang itu. Perlu diketahui, Bagas dan keluarganya memang memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap hal-hal gaib.
Setelah masuk rumah, ia menceritakan kejadian itu pada ibunya. Ibunya pun segera mengambil garam dan menaburkannya ke atas uang tadi. Ternyata, ini adalah ritual untuk menangkal menjadi tumbal pesugihan.
Di malam hari, ibunya mimpi didatangi 2 makhluk gaib yang mencari-cari Bagas. Katanya, mereka kesulitan mencari Bagas karena dihalangi dengan taburan garam tadi.
Pagi harinya, ibunya tiba-tiba sakit perut. Bahkan, sakit perutnya tak sembuh-sembuh selama seminggu. Bagas pun membawanya ke rumah nenek yang juga paham tentang dunia gaib. Apa yang terjadi ternyata neneknya justru memarahi ibu Bagas karena telah membahayakan nyawanya dengan menghalangi tumbal pesugihan. Beruntung, Bagas dan ibunya masih diberi keselamatan.
Saat pulang dari rumah nenek, Bagas melewati rumah pelanggan yang terakhir kemarin diantar dari pulang sekolah. Ia kaget karena ada bendera lelayu di depan rumah anak kecil tersebut.
Karena penasaran, ia pun bertanya kepada orang yang sedang melayat di situ. Ternyata, pelanggan anak sekolah berinisial S yang kemarin diantar oleh Bagas meninggal dunia.
Kejadian ini semakin menguatkan keyakinannya kalau uang 100 ribu yang ia temukan adalah uang pasangan untuk tumbal pesugihan. Namun karena ibunya Bagas berhasil menangkalnya, justru anak kecil tersebut yang menjadi korbannya.
Sepertinya, ia hanya disuruh oleh orang tuanya atau mungkin orang lain untuk melakukan tugas tersebut karena usianya yang masih kecil kelihatannya masih terlalu polos.
Usut punya usut, ternyata ibu dari anak kecil itu adalah seorang janda. Hampir semua tetangganya sudah mengetahui kalau dia sering melakukan pesugihan dari mulai tuyul, buto ijo hingga yang terbaru dengan uang pasangan yang mencari tumbal.
Namun, kejadian ini sepertinya membuatnya mulai sadar karena pesugihan seperti itu hanya akan merugikan dirinya maupun keluarganya. Kematian anaknya ini menjadi pelajaran berharga yang pastinya akan disesali seumur hidupnya.
Sayangnya, masih banyak orang yang terobsesi dengan harta dan melakukan pesugihan seperti ini padahal sudah jelas akibatnya akan membuat orang lain atau diri sendiri celaka. (Dil)