Investor Cermati Perkembangan Konflik Rusia dan Ukraina, Wall Street Anjlok

Manaberita.com – WALL street atau Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir pada perdagangan Selasa, 1 Maret 2022.

Diketahui Wall street yang melemah di tengah harga minyak menguat dan investor mengamati perkembangan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 597,65 poin atau 1,76 persen ke posisi 33.294,95.

Sedangkan, Indeks S&P 500 melemah 1,55 persen menjadi 4.306,26. Indeks Nasdaq susut 1,59 persen menjadi 13.532,46.

Melansir dari Liputan6.com, Wall street merosot seiring kamera satelit menangkap konvoi kendaraan militer Rusia yang tampaknya sedang perjalanan ke Kiev, ibu kota Ukraina. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan, 80 persen dari pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina bulan lalu kini telah memasuki negara itu.

Invasi Rusia yang masih berlanjut mendorong harga minyak menguat, Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak pada perdagangan Selasa, dan sentuh level di atas USD 106 per barel. Harga minyak tersebut itu sentuh posisi tertinggi dalam tujuh tahun.

“Sebagian besar terjadi aksi jual di saham. Ketidakpastian Rusia dan Ukraina tetap menjadi fokus utama dan masih belum cukup kejelasan bagi saham untuk merasa nyaman dan stabil,” ujar Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.

Harga gandum juga melonjak pada perdagangan Selasa pekan ini. Kenaikan harga komoditas menambah kekhawatiran inflasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Saham keuangan melemah pada Selasa, 1 Maret 2022. Saham Bank of America turun 3,9 persen. Diikuti saham Wells Fargo merosot 5,8 persen dan Charles Schwab susut 8 persen.

Tekanan terhadap saham keuangan seiring imbal hasil treasury yang menurun. Imbal hasil treasury turun tajam secara keseluruhan dengan imbal hasil bertenor 10 tahun susut di bawah 1,7 persen.

Imbal hasil bergerak berlawanan dengan harga, sehingga penurunan tersebut menunjukkan serbuan ke obligasi safe-haven di tengah gejolak pasar saham.

Baca Juga:
Setelah Pembantaian Di Texas, Sekolah Di Sekitar AS Tingkatkan Keamanan!

Imbal hasil obligasi yang lebih rendah berpotensi mengurangi keuntungan bank dan manajer investasi. Sementara, konflik di Eropa Timur dan sanksi terhadap Rusia membuat trader khawatir tentang gangguan di pasar kredit.

Direktur CFRA Ken Leon menuturkan, meski sebagian besar bank Amerika Serikat memiliki sedikit eksposur langsung ke perusahaan Rusia tidak jelas bagaimana sanksi pada sistem keuangan Rusia akan berdampak pada bank Eropa dan gilirannya Amerika Serikat.

“Ini adalah hubungan koresponden perbankan melalui Eropa, yang melakukan sedikit aktivitas pinjaman, bank Italia, bank Prancis, Austria dengan Rusia,” ujar Leon.

Di sisi lain saham American Express mencatat kinerja terburuk di indeks Dow Jones. Saham American Express melemah lebih dari 8 persen. Saham Boeing turun 5 persen.

Baca Juga:
Harga Minyak Dunia Capai Menyentuh Level Tertinggi sejak 2014 Akibat Invasi Rusia ke Ukraina

Namun, pendapatan Target yang kuat mengimbangi penurunan di sejumlah saham. Saham Target melambung 9,8 persen. Saham energi naik tetapi pergerakannya relatif stabil dibandingkan kenaikan harga minyak. Saham Chevron naik hampir 4 persen, dan Exxon bertambah 1 persen.

Pejabat Ukraina dan Rusia mengakhiri putaran pembicaraan kritis pada Senin, 28 Februari 2022. Sanksi berat dari Amerika Serikat dan sekutunya memukul ekonomi Rusia dan bank sentral.

Perusahaan-perusahana besar mematuhi sanksi dari Amerika Serikat dan sekutunya, dengan Mastercard dan Visa memblokir lembaga keuangan Rusia dari jaringan mereka.

Adapun ETF VanEck Rusia merosot 30 persen pada awal pekan, dan kembali merosot 23,9 persen pada Selasa, 1 Maret 2022.

Baca Juga:
Kemarahan Di Perbatasan Polandia Akibat Invasi Rusia

Investor juga bersiap untuk mendengar pidato dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell dalam sidang setengah tahunan di House Committee on Financial Services yang dimulai pada Rabu, 2 Maret 2022.

Investor akan mengamati dengan cermat komentarnya tentang potensi kenaikan suku bunga karena harapan pasar untuk kenaikan tahun ini sedikit mereda sejak invasi Rusia.

Di sisi ekonomi Amerika Serkat, data pengeluaran konstruksi untuk Januari dia tas harapan. Sementara  indeks manajer pembelian dari ISM dan Markit sejalan dengan perkiraan.

[Rik]

Komentar

Terbaru