Menteri Agama Yaqut Cholil Tegaskan Tak Kenal Pendeta Saifuddin

MANAberita.com – KEPALA Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al Asyhar menuturkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tidak mengenal sosok Pendeta Saifuddin Ibrahim yang viral atas video pernyataannya.

“Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim,” kata Thobib dalam keterangan resminya dikutip Kamis (17/3).

Melansir CNN Indonesia, Ia menegaskan selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Yaqut dengan Saifuddin. Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu soal kedatangan Saifuddin.

“Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag,” katanya.

Thobib menyayangkan pernyataan yang dilontarkan oleh Saifuddin dalam video yang kini viral. Ia menilai apa yang disampaikan Saifuddin terkait pesantren dan ayat Alquran sangat salah.

“Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin,” ujarnya.

Baca Juga:
Tak Terima Diselingkuhi, Pria di Pemalang Sebar Foto Panas Pacar ke Facebook

Lebih lanjut, Thobib juga menegaskan Alquran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Menurutnya, tak tepat pula Saifuddin mengeluarkan statement soal kitab suci umat agama lain.

Thobib menyebut selama ini Yaqut mengajak semua tokoh agama tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan kompetensinya. Menurutnya, para tokoh agama mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.

“Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,” katanya.

Baca Juga:
Mengharukan! Nenek Tukang Rongsokan ini Kumpulkan Uang Untuk Menyumbang Korban Gempa Palu

Sebagai informasi, dalam sebuah video yang viral Saifuddin menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Saifuddin dalam videonya juga menyinggung masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta usulan menghapus 300 ayat Alquran.

[sas]

Komentar

Terbaru