Usai Terjadi Guguran Awan Panas, 253 Warga Kaki Gunung Merapi Mengungsi

Manaberita.com – GUNUNG Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter mengarah ke arah tenggara pada Rabu (9/3) sejak pukul 23.18 Wib.

Ada sebanyak 7 kali Lava pijar yang tercatat dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Dilansir dari Merdeka.com, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat waktu terjadinya APG masing-masing adalah pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53 Wib, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik.

Menurut BPPTKG, APG kembali terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter pada Kamis (10/3) dini hari pukul 00.22, 01.00, 01.22, 01.35, 02.07 Wib, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi 191 detik. Pada pukul 01.30 Wib, aktivitas Gunung Merapi telah melandai.

Setelah kejadian APG, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.

Baca Juga:
Pakistan Butuh Lebih Banyak Pertolongan Setelah Korban Tewas Akibat Banjir Meningkat

APG memicu terjadinya hujan abu di beberapa wilayah seperti di Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan.

Kemudian di Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa Balai Rante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan APG hingga hujan abu vulkanik mengakibatkan 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman. Dengan rincian 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten dan BPBD Sleman telah melakukan pendampingan serta memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi.

Baca Juga:
Keren! Seluruh Kelurahan di Kota Denpasar Serentak Bersihkan Got dan Gorong-Gorong

BPBD Klaten, BPBD Magelang dan BPBD Sleman telah berkoordinasi dengan BPPTKG dan lintas instansi terkait guna melakukan kaji cepat, monitoring lanjutan serta mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merapi. BPBD juga telah meminta seluruh warga yang berada di dekat lereng Gunung Merapi agar segera menjauh dari zona bahaya.

“Warga juga diminta agar dapat segera berkumpul di tempat (titik kumpul) yang sudah di tetapkan guna memudahkan tim dalam melakukan pertolongan dan evakuasi ke tempat yang lebih aman” kata Abdul melalui keterangan tertulis, Kamis (10/3).

Radius Bahaya 5 Kilometer

BPPTKG memberikan informasi bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan APG pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Baca Juga:
Terungkap! Inilah Motif Dibalik Adanya Hujan Duit di Kuningan

Kemudian pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Sejalan dengan informasi BPPTKG tersebut, BNPB mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat harus selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Saat ini, Gunung Merapi berstatus siaga level III sejak 5 November 2020. Apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi segera ditinjau kembali.

(Rik)

Komentar

Terbaru