Manaberita.com – WARGANET sedang ramai memperbincangkan tentang kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang diduga dilakukan oleh perusahaan ekspedisi PT SiCepat Ekspres Indonesia atau SiCepat Ekspres.
Melansir dari Tempo.co, Diketahui jika isu tersebut mencuat lewat cuitan @arifnovianto_id di media sosial Twitter.
“GELOMBANG PHK massal tengah dilakukan SiCepat. Di Jabodetabek ada sekitar 365 kurir yg dipecat, tapi mereka disodori surat pengunduran diri,” cuit Arif Novianto, pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Dalam cuitan itu juga disebutkan bahwa perusahaan melakukan PHK massal agar tidak perlu membayar pesangon dan hak-hak lainnya bagi kurir. “Tujuannya, agar perusahaan tidak membayar pesangon dan hak2 lainnya bagi kurir. Bbrpa kurir yg diPHK dipilih yg berstatus pekerja tetap.”
Arif juga menyertakan dua foto dalam cuitan tersebut. Salah satu foto memperlihatkan potongan surat pengunduran diri dari PT SiCepat Ekspres Indonesia.
Satu foto lainnya memperlihatkan tangkapan layar dari cuitan tentang curhat salah satu karyawan yang diminta mengajukan surat pengunduran diri. Tapi karyawan tersebut menolak karena yang terjadi adalah di-PHK secara sepihak.
Hingga berita ini diunggah, cuitan Arif tersebut telah di-retweet hingga 8.538 kali dan disukai oleh lebih dari 21.000-an warnganet.
Ketika dikonfirmasi, SiCepat Ekspres belum banyak berkomentar dan memberikan klarifikasi langsung soal isu gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal bagi karyawan tetap yang viral di media sosial tersebut.
“Saat ini kami sedang membahas isu ini di manajemen. Mohon ditunggu info dari kami,” ujar tim Corporate Communication SiCepat Ekspres ketika dihubungi, Sabtu, 12 Maret 2022.
Pada pertengahan Februari 2022 lalu, Chief Marketing & Corporate Communication Officer (CMCCO) SiCepat Ekspres Indonesia Wiwin Dewi Herawati pernah menyatakan yakin bahwa perkembangan situasi pandemi Covid-19 pada tahun ini masih akan mendorong peningkatan tren berbelanja daring.
Wiwin menyebutkan, secara segmentasi pasar, SiCepat berbeda karena berfokus kepada pelayanan bisnis retail (e-commerce). Kondisi ini juga terjadi seiring dengan berkembangnya ekosistem belanja daring dan bertumbuhnya pelaku UMKM yang terdigitalisasi.
Ia menyebutkan, perusahaan jasa pengiriman barang dapat terus bertumbuh dengan penerapan teknologi serta mengembangkan inovasi layanannya agar dapat bersaing. Hal ini dilakukan SiCepat Ekspres dengan terus memaksimalkan kualitas layanan dan juga memperluas jaringan pengiriman.
“Selain itu juga kami terus meningkatkan sistem operasional dan memanfaatkan digitalisasi sistem untuk dapat menghadirkan layanan pengiriman dengan kualitas dan kecepatan terbaik secara end-to-end,” tutur Wiwin.
Pada 2022 ini, kata Wiwin, SiCepat Ekspres optimistis bisa mencetak peningkatan volume pengiriman dengan target sebesar 32 persen dibandingkan dengan pada tahun lalu. Pada tahun 2021, SiCepat membukukan kinerja positif yang tumbuh hingga 93 persen secara year-on-year dengan rata-rata pengiriman 2,8 juta paket per hari.
(Rik)