MANAberita.com – GUBERNUR Bali Wayan Koster mengklaim Pulau Dewata sudah masuk fase endemi jika melihat perkembangan kasus Covid-19 dan angka vaksinasi.
“Kalau, melihat pola kurva dari tahun 2020 dan 2021 dan saat ini 2022, saya kira dari segi perkembangannya antara pola yang terjadi dengan kurva yang ada, sebenarnya kita sudah masuk ke posisi endemi,” kata dia, saat memberi laporan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2021 di gedung DPRD Bali, Kamis (31/3).
“Cuma, yang berhak mengeluarkan [status endemi] ini adalah WHO. Tapi, saya kira di Bali sudah masuk wilayah itu. Jadi aman,” lanjutnya.
Melansir CNN Indonesia, Ia menerangkan pandemi Covid-19 di Bali terus melandai dan per kemarin, Rabu (30/3), kasus positif Corona mencapai 40 orang dengan kesembuhan 30 orang dan nol angka kematian.
“Jadi, menurunnya konsisten mulai dari tertinggi 2.556 pada 9 Februari 2022 puncaknya terus menurun dan sekarang sudah di angka dua digit dan relatif cukup kecil 40 [kasus per hari] dan sudah stabil,” imbuhnya.
Sementara, vaksinasi penguat atau booster per Rabu (30/3) sudah mencapai 50,3 persen. Itu menjadikan Bali wilayah dengan capaian booster tertinggi di Indonesia. Kemudian, untuk vaksin dosis satu sudah mencapai 104 persen dan vaksin dosis kedua 95 persen.
“Vaksin lanjut usia yang pertama 85 persen, yang kedua 75 persen. Sedangkan vaksin usia 6 sampai 11 tahun untuk suntik pertama 107 persen dan suntik ketiga 104 persen dan booster sudah mencapai 50 persen. Itu saya kira sudah sangat kondusif,” sambung kader PDIP itu.
Menurutnya, ragam kebijakan yang memicu kedatangan wisatawan mancanegara pun, seperti pembukaan penerbangan internasional, peniadaan karantina, serta visa on arrival (VoA), tak berdampak terhadap penambahan kasus.
“Dan buktinya, bisa kita lihat dan meskipun sekarang wisatawan mancanegara diberlakukan kebijakan tanpa karantina dan visa on arrival tidak terjadi penambahan kasus. Sehingga kebijakan ini dapat kita teruskan,” ungkap dia.
Soal vaksin Covid-19 yang akan kedaluwarsa pada akhir Maret, ia mengakui Bali sempat menjadi provinsi dengan jumlah stok terbesar dengan 191.540 dosis. “Sudah habis, sebelum 31 Maret, sudah habis, sudah tidak ada,” tukasnya.
(sas)
