AS Ancam Tak Akan Hadir di G20 Jika Rusia Hadir

Manaberita.com – PERNYATAAN Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen tetang pejabat AS tidak alan hadir di sejumlah pertemuan G20 di Washington, jika Rusia turut berpartisipasi. Tentunya hal tersebut menjadi sinyal buruk bagi Indonesia, sebab Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di mana Presiden Rusia Vladimir Putin berencana hadir.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai jika sikap yang di tunjukkan AS seolah memberlakukan Indonesia sama dengan Ukraina saat diserang Rusia. Indonesia ditinggalkan sendirian untuk memecahkan masalah.

Seperti halnya Ukraina yang hendak bergabung dengan NATO, Indonesia sebelumnya telah menuruti kemauan AS dan sekutunya untuk berhadapan dengan Rusia.

“Indonesia telah menjadi co sponsor di mana AS menjadi sponsor utama atas Resolusi Majelis Umum PBB untuk mengutuk serangan Rusia. Tentu Indonesia layak dihukum oleh AS dan sekutunya bila suara Indonesia abstain, bahkan menentang Resolusi PBB yang mengutuk Rusia,” terangnya dikutip dari detikcom, Kamis (7/4/2022).

Menurutnya, sikap AS seolah tidak berempati dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah G20. Hal ini mengingat Indonesia telah melakukan berbagai persiapan, bahkan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ditingkat teknis untuk membahas terobosan bagi tumbuhnya perekonomian dunia.

“Semua ini dimatikan karena medan perang antara Rusia dengan AS dan sekutunya telah dipindahkan dari Ukraina ke Indonesia,” katanya.

Dia bilang, seharusnya ego AS dan sekutunya terhadap Rusia tidak dilampiaskan ke Indonesia yang sudah berani mengutuk Rusia atas serangannya. Terlebih, Indonesia berisiko untuk kehilangan sahabatnya dan dimasukkan dalam kategori negara-negara yang tidak bersahabat oleh Rusia.

Baca Juga:
Dua Wanita di India Diarak Telanjang hingga Diperkosa Beramai-ramai

“Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan Rusia yang cukup signifikan mulai dari suku cadang pesawat tempur Shukoi hingga BBM yang telah disuling,” imbuhnya.

Menurutnya, bagi Indonesia harapan terhadap AS dan sekutunya sangat sederhana. Pertama, jangan pindahkan konflik dengan Rusia ke forum G20.

“Tidak seharusnya pernyataan akan hadir atau tidak disampaikan pada saat ini dan digantungkan pada syarat hadir tidaknya Rusia. Biarkan semua mengalir pada saatnya,” ujarnya.

Baca Juga:
Polisi Tangkap Komplotan Pencuri di Bekasi, Hati-hati Begini Modus Pelaku!

Kedua, Indonesia tidak ingin ditekan dalam mengundang Rusia sebagai anggota G20. “Bukannya tidak mungkin bila Indonesia mengikuti kehendak AS dan sekutunya maka Rusia akan mendapatkan dukungan dari China dan mungkin India. Dua negara ini akan bersikap untuk tidak hadir bila Rusia dihalangi untuk hadir,” jelasnya.

Ketiga, AS dan sekutunya terus mendukung Indonesia sebagai tuan rumah yang baik dalam pelaksanaan event G20 tahun ini.

“Indonesia tidak ingin masalah geopolitik di Eropa berimbas pada pembahasan perekonomian dunia di masa mendatang. Terlebih dijadikan medan untuk melanjutkan upaya menjatuhkan Putin sebagai Presiden Rusia,” imbunya.

  1. (Rik)

Komentar

Terbaru