MANAberita.com – INSIDEN keracunan yang dialami satu keluarga di Dusun Grudo, Desa Madiopuro, Sumobito, Jombang mengakibatkan 2 korban meninggal dunia. Kepala Puskesmas Sumobito, dr Hexawan mengatakan kedua korban meninggal akibat dari dehidrasi berat dan terlambatnya mendapatkan pertolongan.
Keracunan ini dialami satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri Slamet M Yusuf (33) dan Sujik Mustiari (33), dua anak pasangan ini, Mareta Putri Regina (13) dan Savara Malikha Bilqis (6), serta ayah Slamet, Asmiadi (79).
Mengutip CNN Indonesia, Bilqis meninggal dunia di kamar tidurnya pada Selasa (12/4) sekitar pukul 16.00 WIB. Sedangkan Asmiadi meninggal dalam perawatan di RSUD Jombang siang tadi sekitar pukul 11.20 WIB.
Kepala Puskesmas Sumobito, dr Hexawan mengatakan, satu keluarga tersebut mengalami mual, muntah dan diare sejak Minggu (10/4) sekitar pukul 18.00 hingga 19.00 WIB. Namun, para korban tidak segera mencari pertolongan dengan berobat ke puskesmas maupun ke rumah sakit.
“Sampai Senin (11/4), seharian dia (Asmiadi) tidak makan sama sekali sampai lemas,” kata dr Hexawan di rumah duka dikutip detik.com, Rabu (13/4).
Begitu juga yang dialami Bilqis. Bocah berusia 6 tahun itu meninggal tanpa sempat mendapat perawatan di puskesmas maupun rumah sakit. Slamet sekeluarga baru panik setelah putri keduanya itu meninggal.
Menurut dr Hexawan, Asmiadi dan cucunya, Mareta dilarikan ke Puskesmas Sumobito kemarin sore. Sedangkan Slamet dan istrinya dirawat di RSU PKU Muhamadiyah Mojoagung, Jombang.
“Saat datang di puskesmas kami cek, kondisinya (Asmiadi) lemas, sudah dehidrasi berat dan sesak (napas) banget,” jelasnya.
Sore itu juga, lanjut dr Hexawan, pihaknya merujuk Asmiadi ke RSUD Jombang. Sedangkan Tamara dirujuk ke RSU PKU Muhamadiyah Mojoagung tempat kedua orang tuanya dirawat.
“Kami rujuk karena khawatir terjadi gangguan metabolisme akibat gangguan elektrolit karena sudah melebihi 2×24 jam,” cetusnya.
Meninggalnya Asmiadi dan cucunya karena mengalami dehidrasi berat. Keduanya kekurangan cairan tubuh gara-gara mengalami muntah dan diare. Menurut dr Hexawan, nyawa kedua korban bisa diselamatkan seandainya segera mendapatkan pertolongan.
“Jadi, seandainya dia mual muntah, besoknya cairan masuk, Insya Allah tertolong. Tubuh itu kalau kekurangan cairan mengakibatkan gangguan metabolisme, bisa penyebab kematiannya kekurangan cairan itu,” tandasnya.
Korban keracunan ini berjumlah 6 orang. Korban keenam adalah Sutaji (47) yang juga warga Dusun Grudo. Ia ikut makan bersama menu nasi dan ayam goreng di rumah keluarga Slamet pada Minggu (10/4) sekitar pukul 16.00 WIB. Karena saat itu, Sutaji bekerja memperbaiki teras rumah korban.
Tiga korban selamat, Sujik, Slamet dan Mareta masih dirawat di RSU PKU Muhamadiyah Mojoagung. Sedangkan Sutaji yang sempat mual, muntah dan diare hanya minum obat dan istirahat di rumah. Kondisinya sudah pulih sehingga bisa kembali bekerja.
Penyebab keracunan satu keluarga ini masih dalam penyelidikan. Polisi menduga para korban keracunan ayam goreng yang mereka makan bersama.
Untuk memastikan penyebabnya, tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang telah mengambil sampel sisa makanan yang dikonsumsi para korban. Yaitu mie, melon, serta ayam dan tulangnya. Sampel air sumur di rumah korban juga diambil petugas. Empat macam sampel itu akan dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Kapolsek Sumobito AKP Miftakhul Amin menjelaskan Jumat (8/4) Sujik Mustiari (33) sang ibu membeli daging ayam potong dari pedagang keliling.
Namun, ibu dua anak itu tidak menyimpan daging ayam itu di lemari pendingin. Dua hari kemudian tepatnya pada Minggu (10/4) sekitar pukul 15.00 WIB, Sujik baru memasak daging ayam itu dengan cara digoreng.
Perempuan itu pun menyajikan ayam goreng itu makan bersama di rumahnya sekitar pukul 16.00 WIB. Ada 6 orang yang saat itu memakan masakan Sujik. Yakni suaminya, Slamet M Yusuf (33), dua anaknya: Mareta Putri Regina (13) dan Savara Malikha Bilqis (6), bapak mertuanya Asmiadi (79), dan tetangganya yang bekerja memperbaiki teras rumah Sutaji (47).
(sas)