Manaberita.com – DITEMUKANNYA 11 bangkai dalam waktu kurang dari dua minggu, Pemerintah Namibia mengatakan negara itu mencatat peningkatan kasus perburuan badak pada Juni. Juru Bicara Kementerian Lingkungan Hidup Romeo Muyunda mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa 11 badak hitam telah dibunuh baru-baru ini di Taman Nasional Etosha, terbesar di Namibia. Tanduk mereka telah dicabut.
Dilansir dari aljazeera, Namibia merupakan rumah bagi satu-satunya badak hitam yang berkeliaran bebas di dunia, telah mencatat 22 kasus perburuan badak sejak awal tahun, dibandingkan dengan 43 kasus pada tahun 2021 dan 40 kasus pada tahun 2020. “Ini sangat disesalkan dan indikasi kuat bahwa perang melawan perburuan liar belum berakhir,” kata Muyunda.
Perburuan badak telah menjangkiti Afrika bagian selatan selama beberapa dekade, terutama di negara tetangga Afrika Selatan dan Botswana, yang mengarah pada program anti-perburuan, termasuk pencabutan tanduk dan pemolisian yang ketat.
Populasi badak Afrika telah berkurang selama beberapa dekade untuk memenuhi permintaan cula badak, yang, meskipun terbuat dari bahan yang sama seperti rambut dan kuku, dihargai di Asia Timur sebagai obat dan perhiasan.
Namibia adalah rumah bagi populasi badak putih terbesar kedua di dunia setelah Afrika Selatan dan juga merupakan sepertiga dari badak hitam yang tersisa di dunia. The Save the Rhino Trust memperkirakan hanya ada lebih dari 200 badak hitam yang berkeliaran bebas di Namibia, terutama di timur laut.
[Bil]