MANAberita.com – ARAB Saudi dikenal sebagai negara konservatif kini lebih terbuka dengan perayaan maupun tradisi agama lain, termasuk Hari Raya Natal.
Sejak Mohammed bin Salman (MbS) menjadi putra mahkota, Saudi disebut sedang menuju ke arah yang lebih modern dengan merombak aturan-aturan konservatif.
Warga di Saudi, tiga tahun belakangan bisa merayakan Natal secara terbuka. Mereka juga tak perlu membeli pohon Natal secara diam-diam.
Dikutip dari Life in Saudi Arabia, umat Kristen di seluruh dunia termasuk Saudi, merayakan Natal sejak Sabtu (24/12) malam. Perayaan Natal di Saudi bisa dilakukan dengan mematuhi kebijakan kerajaan.
Pada Natal tahun ini, beberapa pusat perbelanjaan dan kafe memasang pohon cemara berhias lampu-lampu serta ornamen unik. Selain itu, ada pula manusia salju di Jeddah hingga Sinterklas di Al-Khobar.
Salah satu ciri khas perayaan Natal di Saudi yakni tak ada libur bagi umat Kristen. Di pagi hari, mereka tetap bekerja di kantor.
Di Saudi, saat malam Natal juga tak ada ucapan secara resmi. Namun, beberapa warga mendekorasi rumah dengan lampu kelap-kelip dan pohon Natal untuk mengisyaratkan mereka merayakan hari besar itu.
Usai mendekorasi rumah, sesama umat Kristen akan bertemu dan berkumpul di suatu tempat dan doa bersama.
Bagi seseorang yang menjadi tuan rumah untuk makan siang, makan malam, atau perayaan Natal, ia harus memiliki pohon Natal. Biasanya, pohon itu berhias lampu, ornamen bintang kecil, dan bel.
Setelah Malam Natal selesai, di pagi hari, mereka tak pergi ke gereja. Saudi hingga kini belum memiliki tempat ibadah itu secara resmi.
Selama perayaan Natal, warga di Saudi melakukan aktivitas sederhana dalam dua hingga tiga hari.
Di hari pertama mereka akan menjadi tuan rumah untuk makan siang atau makan malam bersama. Kemudian, di hari kedua, beberapa umat Kristen akan berekreasi di pantai, dan di hari ketiga mereka akan nonton film bersama.
(sas)