MANAberita.com – KEPOLISIAN Israel disebut-sebut menahan-nahan kunjungan Menteri Inggris untuk Urusan Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Lord Tariq Ahmad, saat hendak mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Ahmad sempat dilarang masuk ke area masjid selama hampir 30 menit oleh Kepolisian Israel sebelum akhirnya diizinkan masuk. Setelah masuk, Ahmad, seorang Muslim, juga menyempatkan salat di masjid yang pernah menjadi kiblat pertama umat muslim.
Badan Waqaf Islam yang merupakan pengurus Masjid Al-Aqsa pun menyerukan aksi aparat Israel itu sebagai “tindakan yang tidak bisa diterima.”
“Apakah dia masuk sebagai menteri atau seorang Muslim, dia tidak sepatutnya dihalang-halangi (untuk masuk),” kata badan tersebut seperti dikutip The Times of Israel dari BBC pada Kamis (12/1).
Meski begitu, Ahmad tidak membesar-besarkan insiden itu. Ia mengatakan dia tertahan selama 30 menit untuk “pemeriksaan keamanan”.
Dalam kunjungannya ke Masjid Al-Aqsa, Ahmad juga bertemu dengan direktur Badan Waqaf Islam.
“Suatu kehormatan dan hak istimewa untuk menghabiskan waktu di Masjid Al-Aqsa yang suci pagi ini dengan Direktur Departemen Waqaf Yerusalem Sheikh Azzam al-Khatib,” ucap Lord Ahmad di Twitter.
Ahmad menekankan “dukungan tak tergoyahkan” Inggris untuk Yordania sebagai pelindung tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa.
Inggris, kata Ahmad, juga mendesak perlindungan status quo atas situs-situs suci di Yerusalem, kota suci bagi umat Muslim, Yahudi, dan Kristen.
Status quo memungkinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa. Sementara itu, umat Kristen dan Yahudi juga masih bisa mengunjungi kompleks tersebut untuk perjalanan spiritual.
Selain Yerusalem, Ahmad juga mengunjungi Kota Hebron di Tepi Barat, Palestina, dan tur ke sejumlah tempat di kota itu.
Lawatan ini menjadi bagian dari tur perdananya ke Palestina sejak diangkat menjadi menteri.
Ahmad juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen di Yerusalem Barat dan mengunjungi Ramallah untuk bertemu Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.
(sas)