Kisah Nyata Serial Netflix, Sekte Baby Garden di Korsel

MANAberita.com – SEBUAH sekte di Korea Selata bernama, Baby Garden (Taman Bayi), menjadi perbincangan setelah Netflix menayangkan serial dokumenter berjudul Name of God: The Holy Betrayal pada awal Maret.

Sekte Kristen, Baby Garden, di Korea Selatan didirikan pada 1982 oleh Kim Ki Soon. Beberapa pihak menyebutkan jika Kim merupakan predator seksual.

Baby Garden sendiri memiliki aturan yang ketat dan setiap anggota harus mematuhinya.

Beberapa aturan di antaranya tidak mangizinkan pasangan, laki-laki dan perempuan tidur dalam satu ruang. Langkah ini bertujuan untuk menjalani kehidupan yang suci. Namun, Kim justru melakukan sebaliknya. Ia tidur seranjang dengan banyak lelaki.

Salah satu eks anggota Baby Garden mengatakan Kim tak pernah tidur sendirian di ranjangnya.

“Dia tak melakukan itu [hubungan seksual] dengan sembarang orang. Dia hanya melakukan dengan orang yang dia mau. Anda kira apa yang mereka lakukan di ruang tertutup setiap bertemu,?” kata dia.

Baca Juga:
Waduh! Aktor Amerika Serikat Danny Masterson Dinyatakan Bersalah Atas Dua Tuduhan Pemerkosaan

Di usianya yang masih muda, ia tak mengetahui apa soal tindakan Kim. Dia hanya menganggap perempuan itu sebagai kekasihnya.

Menurut kesaksiannya, anggota lain kerap dipanggil di malam hari. Laki-laki muda sudah biasa keluar dan masuk ke ruangan Kim.

Popularitas Ki semakin menanjak usai menjadi pemimpin sekte di kelompoknya. Dalam ajarannya, ia mengajarkan kesucian hidup.

Sekte ini semakin pesat bahkan di area pedesaan saat Kim mendirikan perusahan rekaman Synnara. Cuan terus mengalir ke perempuan itu.

Namun, eksistensi Kim dan sektenya mulai meredup usai dia piha berwenang Korsel melakukan penyelidikan atas tiga kasus pembunuhan.

Baca Juga:
Lavrov Rusia Berada di DR Kongo Saat Moskow Mengadili Afrika

Salah satu kasusnya yakni pembunuhan terhadap anak berusia lima tahun, Choi Nak Gwi.

Choi dilaporkan kerap mengolesi dinding dengan tinja. Ibu Choi, Sun Yeong Re merupakan pengikut sekte tersebut.

Sun mengatakan anaknya harus tinggal di kandang babi dan dihukum hingga bebas. Anak itu juga dilaporkan sering dipukul dan dipaksa makan tinja babi.

Choi lalu meninggal pada 1987. Kim kemudian meminta Sun menandatangani sertifikat kematian bahwa anaknya meninggal gegara serangan jantung.

Sebelum meninggal, Kim sempat memberi arahan ke Sun untuk memukul bagian jantung anaknya.

Baca Juga:
Southern Baptist Convention Mengatakan DOJ Sedang Menyelidiki Tuduhan Pelecehan Seksual Disana

Menanggapi insiden kematian itu, ayah Choi, Cho Myeong Ho murka sekaligus berduka atas apa yang menimpa anaknya. Cho lalu memutuskan mengirim surat ke pihak berwenang.

Kasus lain yang dituduhkan kepadanya yakni pembunuhan terhadap Yoon Yong Un dan Seo Jong Won. Mereka dipukul hingga tewas karena diduga mengkhianati Kim dan sektenya.

Korban lain dari kekejaman Kim yakni Mi Gyeong. Ia dianggap gadis yang menarik secara fisik dan mencuri perhatian seorang laki-laki.

Mi juga mengalami insiden serupa seperti dua orang lainnya. Ia dipukul hingga tewas.

Pada 1996, polisi dan jaksa Korsel menggerebek sekretariat Baby Garden, tetapi Kim berhasil lolos.

Baca Juga:
Si Kecil Demam? Jangan Lakukan 5 Hal ini, Bunda!

Kemudian pada Desember 1996, Kim memutuskan kembali dan membantah semua tuduhan terhadap dirinya.

Dia mengklaim tak mengetahui insiden yang dituduhkan kepada dirinya. Di sisi lain, saksi kunci juga mencabut pernyataan mereka terhadap Kim.

Salah satu saksi, Yoon Bang Su, sebelumnya menyatakan dia sempat mengubur mayat Mi dan Choi. Namun, pengakuan itu terlontar karena dia mengklaim mendapat paksaan dari jaksa.

Kim lalu bebas dari segala tuduhan dan kembali ke Baby Garden untuk melanjutkan peran dia sebagai pemimpin.

(sas)

Komentar

Terbaru