Bohong soal Project S, Teten Bakal Panggil TikTok Lagi

  • Selasa, 15 Agustus 2023 - 08:23 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), bakal memanggil lagi TikTok karena disinyalir berbohong soal janji tak akan menggarap Project S yang mematikan UMKM Indonesia.

Teten hari ini mendapat aduan dari sejumlah produsen lokal yang berjualan di marketplace, termasuk TikTok Shop. Menurut aduan UMKM tersebut, masih banyak barang impor dengan harga sangat murah dijajakan di lokapasar.

“Coba lihat TikTok kan janji untuk tidak melakukan predatory pricing, tapi saya lihat tadi di online ada parfum Rp100, celana pendek Rp2.000. Itu harga pokok penjualan (HPP)-nya saja, ongkos produksinya di dalam negeri sudah pasti di atas Rp15 ribu,” katanya dalam konferensi pers di Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, Senin (14/8).

“Jadi, belum ada perubahan dari TikTok. Ini nanti saya akan panggil lagi,” tegas Teten.

Walau demikian, Teten tidak menegaskan apakah banjir produk impor murah di TikTok Shop merupakan bentuk perdagangan cross border alias lintas negara atau bukan. Ia hanya menekankan barang-barang impor tersebut membunuh UMKM dalam negeri.

“Artinya begitu impor biasa masuk dulu barangnya ke dalam negeri, lalu baru jualan online di sini. Berarti saya melihat ini pasti ada yang keliru dari kebijakan bea masuknya. Saya melihatnya itu,” tutup Teten dikutip dari CNN Indonesia.

Co-founder JINISO Dian Fiona menghadap Teten untuk melaporkan kecurigaan soal TikTok memata-matai minat belanja masyarakat Indonesia.

“China itu sudah mulai canggih, misalkan dia beli produk dari JINISO, terus dia kirim ke China supaya dari sana dia bisa buat sedemikian rupa sejenis mereka. Tapi, memang bahan dari mereka kualitasnya kurang dibandingkan dari Bandung (produk JINISO),” ungkap Dian secara terpisah usai konferensi pers di tempat yang sama.

Baca Juga:
Mengenal Nur Rani, Si ‘Syantik’ yang Ngaku Sebagai Istri Iqbaal Ramadhan

Head of Communications TikTok Indonesia Anggini Setiawan sebelumnya menyambangi kantor Teten di bilangan Jakarta Selatan pada Rabu (26/7). Ia mengklarifikasi soal tudingan Project S yang mematikan UMKM lokal.

Anggini membantah Project S menjadi cara TikTok memuluskan perdagangan lintas batas, di mana perilaku belanja orang Indonesia bisa dimata-matai demi masuknya produk impor China ke Indonesia. Ia menekankan 100 persen penjual di TikTok Shop merupakan entitas bisnis lokal yang terdaftar atau pengusaha mikro lokal dengan verifikasi KTP atau paspor.

Ia menyebut hadirnya TikTok Shop adalah penyesuaian dengan kebutuhan pasar. Anggini mengklaim tempat belanja ini sudah disesuaikan dengan pasar Indonesia, bahkan membawa manfaat bagi para penjual lokal.

Baca Juga:
Senator Republik, Rand Paul Memblokir Tawaran Untuk Melarang TikTok di Amerika

“Kami telah memberi keterangan kepada Kemenkop UKM dan ingin meluruskan misinformasi yang beredar di media dan publik. Tidak benar bahwa kami akan meluncurkan inisiatif lintas batas di Indonesia. Kami tidak berniat untuk menciptakan produk e-commerce sendiri atau menjadi wholesaler yang akan berkompetisi dengan para penjual Indonesia,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi.

“Sebagai sebuah perusahaan, kami senantiasa menghormati hukum dan peraturan yang berlaku dan telah memperoleh izin operasi dari Kemendag,” tutup Anggini.

(Rik)

Komentar

Terbaru