MANAberita.com – PT CIKARANG Listrindo (POWR) adalah perusahaan listrik swasta di Indonesia. Perseroan memiliki tiga lokasi produksi, termasuk PLTU Babelan yang mulai beroperasi pada 2017.
Pembangkit yang berlokasi di Kecamatan Babelan, Utara Bekasi ini berkapasitas 280 megawatt (MW). Pembangkit ini merupakan pembangkit termuda yang dimiliki Cikarang Listrindo.
Dengan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, PLTU Babelan memadukan teknologi modern dan inovasi untuk mencapai energi bersih dan rendah emisi. Dimana PLTU Babelan menggunakan teknologi Finnish cyclic fluidized bed (CFB) dalam pengoperasiannya.
Mengutip CNN, Teknologi ini mampu menghasilkan emisi yang rendah sesuai dengan baku mutu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan standar emisi internasional, serta memberikan keleluasaan bagi perusahaan dalam penerapan co-firing dengan biomassa di masa depan. Teknologi ini digunakan untuk menghasilkan listrik dari biomassa di Finlandia dan telah lama diuji.
Kemudian, emisi PLTU Babelan sudah terpantau secara real-time dengan investasi perseroan terhadap teknologi Continuous Environment Monitoring System (CEMS) yang dipasang di setiap pembuangan PLTU.
CEMS ini terintegrasi dengan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK) yang dapat diakses oleh KLHK setiap waktu. Ini menunjukkan komitmen transparansi dan profesionalitas perseroan dalam pengelolaan pembangkitan Babelan.
“Kemudian, pelaporan emisi juga disampaikan kepada publik melalui Laporan Keberlanjutan Perseroan dan disertifikasi oleh pihak independen internasional,” dikutip dari keterangan resmi.
Adapun emisi gas buang SO2, NO2 dan partikulat PLTU Babelan semester pertama 2023 masing-masing, <190 mg/Nm3, <191 mg/Nm3, <33 mg/Nm3.
Berdasarkan hasil analisa emisi gas buang tersebut, perseroan berada cukup jauh di bawah standar baku mutu yang ditetapkan KLHK yaitu masing-masing, 550 mg/Nm3, 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3.
PLTU Babelan tidak hanya berkomitmen untuk menghasilkan listrik yang bersih dan ramah lingkungan, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan CSR yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti program penghijauan, pelatihan keterampilan, dan bantuan pendidikan.
Hampir 40 persen dari daerah operasional Babelan adalah areal hijau yang sudah ditanam lebih dari 3.000 pohon, termasuk di dalamnya lima pohon langka South-Indian Vatica (Vatica Chinensis) dan penambahan sebanyak 1.000 pohon akasia pada 2023.
Di luar lokasi pembangkitan, perseroan melakukan penanaman 5.000 pohon mangrove di Desa Pantai Bahagia, Timur Laut dari Babelan, sejak 2019 dan masih berlanjut di tahun ini. Upaya ini untuk berkontribusi pada penghijauan lingkungan sekitar dan penurunan emisi secara keseluruhan, tidak hanya di dalam lokasi pembangkitan saja.
Perseroan juga melibatkan masyarakat sekitar dalam melakukan konservasi lingkungan, melalui pengelolaan sampah terpadu dan pemberdayaan Karang Taruna Desa Muara Bakti di Kecamatan Babelan untuk menciptakan masyarakat sadar sampah dan hidup bersih dan sehat.
Dengan upaya-upaya ini, perseroan telah membuktikan bahwa operasional industri dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar serta dapat dengan harmoni hidup berdampingan.
Perseroan juga telah secara sukarela melaporkan inisiatif-inisiatif Environment, Social dan Governance (ESG) yang dilakukan sejak 2018 melalui Laporan Keberlanjutan Perseroan yang diinformasikan kepada publik melalui website perseroan dan juga regulator.
Laporan Keberlanjutan tersebut telah diverifikasi oleh Kantor Akuntan Publik dan diapresiasi lebih setiap tahunnya oleh berbagai pihak akan inisiatif transparansi dan komitmen yang dilakukan melalui penilaian ataupun penghargaan-penghargaan.
(sas)