Sendiri di Kelas, Dua Bocah ini Jadi Satu-satunya Murid Baru di Sekolahnya

Seorang siswa di dalam kelas sendirian (ilustrasi)

Seorang siswa di dalam kelas sendirian (ilustrasi)

Manaberita.com -Tahun ajaran baru 2025/2026 menghadirkan pemandangan tak biasa di beberapa sekolah dasar negeri di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dua bocah laki-laki harus menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tanpa teman seangkatan—mereka menjadi satu-satunya siswa baru di sekolah masing-masing.

Di Kabupaten Ngawi, Azzam Khalif Putra menjadi murid baru satu-satunya di SD Negeri Dempel 1, Kecamatan Geneng. Ia menjalani MPLS sendirian, bahkan sempat bingung saat mengikuti upacara bendera.

“Kemarin dia bingung harus berdiri di mana,” ungkap Rumpini, guru di SDN Dempel 1. “Hari ini kami rangkul dan arahkan agar dia tidak merasa sendirian.”

Sementara itu, ratusan kilometer dari Ngawi, suasana serupa terjadi di SD Negeri Kauman 27, Kota Solo. Sekolah ini juga hanya mendapat satu murid baru, yakni Abrizam Wahyu Irtaza, seorang bocah berusia enam tahun.

Abrizam datang diantar ayahnya, ditemani sang kakak, Gibran, yang duduk di kelas 2 SD. Tak ada barisan kelas 1 pagi itu, sehingga ia berdiri mengikuti apel bersama sang kakak di barisan kelas 2. Usai apel, ia masuk ke kelas didampingi wali kelasnya, Sri Handayani. Di dalam ruang kelas 1 yang berisi belasan bangku kosong, hanya Abrizam yang duduk dengan semangat.

Meski sendiri, ia tidak kehilangan semangat. “Senang bisa masuk SD,” ucap Abrizam polos.

Baca Juga:
Jika Visum Ifan ‘Seventeen’ Tak Terbukti Zina, Polisi Akan Lakukan Ini

Fenomena sekolah dasar dengan murid baru tunggal ini bukan hal baru. Di SDN Dempel 1 Ngawi, dua tahun ajaran sebelumnya bahkan tak ada siswa baru sama sekali. Menurut Zaenal Fanani, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, hal ini disebabkan rendahnya jumlah lulusan TK di wilayah tersebut serta persaingan antarsekolah.

Di tengah tantangan jumlah siswa yang menurun dan perubahan preferensi masyarakat, para guru tetap berkomitmen menjalankan MPLS dengan semangat yang sama—meskipun hanya untuk satu anak. (ka/net)

Komentar

Terbaru