Manaberita.- Persaingan sengit antara Jepang dan China di bidang teknologi semakin memanas, dengan kedua negara berusaha menjadi pemimpin global dalam inovasi digital, kecerdasan buatan (AI), otomotif, dan energi terbarukan. Persaingan ini tidak hanya berdampak pada ekonomi kedua negara, tetapi juga memengaruhi pasar teknologi dunia.
AI dan Robotika: Jepang Unggul di Kualitas, China Dominasi Skala.
Jepang, yang dikenal sebagai pelopor robotika sejak era 1980-an, terus mempertahankan keunggulannya dalam teknologi presisi tinggi. Perusahaan seperti SoftBank (dengan robot Pepper) dan Toyota (mobil otonom) menjadi ikon inovasi Jepang. Namun, China dengan raksasa teknologi seperti Huawei, Baidu, dan SenseTime berhasil mengejar ketertinggalan, terutama dalam pengembangan AI untuk pengenalan wajah dan kendaraan tanpa pengemudi.
“Jepang fokus pada kualitas dan keandalan, sementara China bergerak cepat dengan skala besar dan pendanaan masif,” ujar Prof. Kenichi Sato, analis teknologi dari Universitas Tokyo beberapa saat lalu.
Semikonduktor: China Berusaha Lepas dari Ketergantungan AS.
Sektor semikonduktor menjadi medan pertempuran utama. Jepang, dengan perusahaan seperti Tokyo Electron dan Sony, masih memegang peran penting dalam produksi chip canggih. Namun, China, melalui SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation), berusaha keras mengurangi ketergantungan pada teknologi AS setelah sanksi ekspor chip yang diberlakukan Washington.
Pemerintah China menggelontorkan dana triliunan yuan untuk pengembangan chip domestik, sementara Jepang berkolaborasi dengan AS dan Korea Selatan dalam aliansi “Chip 4” untuk mengamankan pasokan global.
Mobil Listrik: China Memimpin Pasar, Jepang Bertahan dengan Hybrid.
China telah menjadi raja pasar mobil listrik dunia, dengan BYD dan NIO sebagai pemain utama. Didukung insentif pemerintah dan infrastruktur cepat, China menguasai lebih dari 60% produksi EV global.
Sementara itu, Jepang, dengan Toyota dan Honda, masih mengandalkan teknologi hybrid dan hidrogen. Meski tertinggal dalam EV murni, Jepang berinvestasi besar-besaran dalam baterai solid-state yang diyakini akan menjadi game-changer di masa depan.
5G dan Infrastruktur Digital: China di Depan, Jepang Kejar Ketertinggalan.
Huawei dan ZTE telah membuat China memimpin dalam infrastruktur 5G, dengan jaringan terluas di dunia. Jepang, melalui NTT Docomo dan Rakuten, berusaha mengejar dengan pengembangan Open RAN dan kerja sama dengan negara-negara Barat untuk alternatif teknologi yang lebih aman.
Siapa yang Akan Unggul?
Persaingan ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga pengaruh geopolitik. China unggul dalam kecepatan dan skala, sementara Jepang tetap dihormati karena inovasi berkualitas tinggi. Di tengah ketegangan AS-China, Jepang berperan sebagai penyeimbang dengan kemitraan global yang kuat.
“Perang teknologi ini akan menentukan masa depan ekonomi digital dunia,” kata Dr. Li Wei, peneliti dari Chinese Academy of Sciences ungkapya beberapa waktu lalu. “Baik China maupun Jepang tidak bisa dianggap remeh.”
Dengan kedua negara terus berinvestasi dalam R&D, persaingan ini diprediksi akan semakin panas dalam dekade mendatang. Net [Bram].